Cerita hanyalah karangan Penulis. Saya berusaha memberikan karya-karya yang baik.
🍭Story tentang couple Satzu, Mitzu, Jitzu atau salah satunya.
🍭Atau mungkin hanya sekedar POV saja.
"Maaf Nyonya Myoui, Tuan Tzuyu kembali mengamuk" Ujar seseorang dari seberang telepon.
"Baiklah, saya pulang sekarang" Ucap wanita itu cemas dan mematikan teleponnya.
Segera ia mengambil kunci mobilnya dan keluar dari Kantornya. Ia tergesa-gesa dan meneteskan air matanya.
"Mengapa kamu selalu membuatku khawatir, Tzu?" Gumamnya.
******
*Mina POV
Setelah Ahjumma memberiku kabar bahwa Tzuyu mengamuk lagi, itu adalah hal biasa yang selalu kudengar tetapi tetap saja aku merasa cemas dan khawatir. Mau sepenting apapun pekerjaanku di kantor, aku tetap akan pulang saat Ahjumma menghubungiku jika Tzuyu berulah lagi.
***
Kini aku telah sampai di Apartemenku, kudengar ada suara benda pecah di kamar dan suara amukan. Aku pun bergesa-gesa ke sana. Kulihat Ahjumma mencoba menenangkannya tapi itu tetap tidak berhasil. Aku pun menyuruhnya untuk keluar. Aku takut Tzuyu membahayakannya, karena ada beberapa Perawat dulu terluka oleh Tzuyu. Dan saat ini, Tzuyu dengan rambut yang acak-acakan. Ia tidak bisa tenang dan ia sangat berantakan. Ia mengoceh tak jelas.
"Jangan dekati aku! kamu penjahatkan?" Katanya menatap tajam mataku.
"Mereka datang padaku untuk membunuhku" Sambungnya.
"Bisikan-bisikan itu..." Belum sempat ia berbicara lagi, aku mencium keningnya. Aku membelai pipinya.
"Aku mencintaimu Tzu"
"Dan berjanjilah padaku bahwa kamu akan sembuh"
Tzuyu menatapku penuh cinta, begitu pun aku menatapnya. Aku tidak peduli kondisi Tzuyu saat ini, yang kutahu aku hanya mencintainya untuk selamanya. Sekarang dia sudah tenang.
"Ayo, sekarang makan siang dan setelah itu minum obat" Ajakku tersenyum.
"Sayang" lirihnya.
"Mmm?"
"Aku akan sembuh" Ucapnya yakin menggenggam erat tanganku. Aku meneteskan air mata. Senang rasanya mendengar harapnya. Kembali aku memeluknya.
Ya, Tzuyu mengalami PTSD (Gangguan Stres Pasca Trauma). Kepalanya terbentur dengan keras saat kecelakaan, hingga mengakibatkan hal demikian. Waktu itu usia pernikahan kami baru Tiga Bulan. Aku sangat sedih. Namun, aku selalu mengurusnya dan membantunya agar ia cepat pulih. Beberapa Dokter dan Perawat juga senantiasa membantuku. Aku tidak pernah menyerah untuk selalu ada disisi suamiku.
Dan aku sangat bersyukur, meskipun kadang sulit menenangkan Tzuyu tapi aku berhasil. Mungkin keterikatan antara suami-istri? suka dan duka sudah kita lalui. Bahkan sangat banyak yang mengatakan Tzuyu gila, tapi aku tak beranggapan demikian. Seperti yang Dokter katakan dia hanya mengalami trauma kecelakaan yang mendalam. Bahkan banyak juga yang memintaku untuk meninggalkannya. Mereka bilang Tzuyu adalah beban bagiku dan pembawa sial pernikahanku, tapi aku tidak peduli apa yang orang lain katakan. Tzuyu butuh aku dan aku tidak bisa meninggalkannya. Lagi pula aku mencintainya dan sangat mencintainya. Dan sekarang lihatlah sudah Dua Tahun kami menjalani cobaan ini. Tidak ada rasa beban dalam merawatnya, aku melakukannya dengan tulus. Aku percaya pada keajaiban Tuhan bahwa Tzuyu akan sembuh. Dan hari ini ia mengatakan ia ingin sembuh.
"Bismillah...pulihlah Suami tercintaku"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.