Reflexion

6 1 0
                                    

Seorang gadis dengan pakaian yang kusut tengah termanggu dengan tatapan kosong meratapi nasib. Ia dikurung di basement rumahnya, tempat yang hampir tidak pernah terjamah olehnya. Wajahnya sudah tidak sanggup untuk mengeluarkan ekspresi apapun, hatinya membeku bahkan untuk sekedar merasa sedih. Hampa yang ia rasakan membuatnya merasa lebih baik mati.

Kriett

Kasur yang didudukinya berderit kala ia memaksakan tubuh lemahnya berdiri, beranjak menuju sebuah cermin di samping ranjang dengan kain putih yang menutupi semua permukaan kacanya. Ia menarik pelan kain putih tersebut, membuatnya luruh ke lantai. Permukaan kaca cermin itu sangat bersih sehingga menunjukkan bagaimana pantulan tubuhnya saat ini. Seorang gadis dengan gaun tidur berlengan pendek selutut berwarna putih yang kusut, wajahnya datar dengan tatapan kosong kedepan, rambut pirang yang tadinya bergelombang indah sepinggang sekarang berubah bentuk dengan bekas potongan yang tidak teratur, juga dengan luka lebam hampir di sekujur tubuhnya, menyisakan wajahnya yang mulus. Mata cokelat hazelnya yang indah, hidung mancung, dan bibir tipis berwarna merah mudanya, dengan lesung pipit di kedua pipinya menambah kesan manis saat ia tersenyum. Namun sayang gadis yang seharusnya banyak tersenyum ini berubah setelah kejadian naas menimpanya.

Setelah terdiam cukup lama untuk mengamati penampilannya, gadis itu mengulurkan tangannya ke permukaan kaca. Entah mengapa ia merasa ada kekuatan magis dari cermin ini. Tapi ia menepis pikirannya. Tujuan awal ia mendekati cermin ini adalah untuk menghancurkannya.

Prang!

Ia menarik ujung cermin lalu membantingnya kasar membuat suara nyaring di ruangan itu. Ia mengambil salah satu serpihan kaca, menilik bagiannya yang tajam. Dadanya membucah, setelah sekian lama akhirnya ia merasakan hal seperti ini. Ia merasa senang akhirnya sebentar lagi keinginannya akan terwujud, dirinya akan mati. Ia mulai menggoreskan bagian tajam serpihan kaca itu ke arah nadi tangan kirinya. Rasa perih mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Darahnya menetes membuat bercak merah di lantai. Ia tersenyum tipis.

Brak!

Suara pintu yang di dobrak membangunkannya. Gadis itu terbangun linglung di tempat tidurnya. Ia terkejut, seingatnya apa yang ia rasakan itu nyata. Ia masih mengingat bagaimana sakitnya saat serpihan kaca itu menembus kulitnya. Dengan tergesa-gesa ia berlari ke arah cermin di samping ranjangnya. Ia menarik kasar kain putih yang menutupi cermin itu. Ia tersentak, cermin itu masih utuh bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda ada seseorang yang menyentuhnya. Ia mengamati penampilannya dalam pantulan cermin. Itu masih sama seperti apa yang ia lihat dalam mimpinya. Kepalanya berdenyut memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

Prang!

Seorang pria paruh baya yang sedari-tadi mengamati tingkah gadis itu dari depan pintu membuang piring besi yang berisi makanan di tangannya asal. Membuat makanan yang dibawanya tercecer di lantai. Lantas, ia tersenyum sinis kala gadis itu akhirnya mengalihkan atensinya. Dapat ia lihat gadis itu terkejut dengan dentingan nyaring piring yang ia lempar. Lelaki itu berjalan mendekat, membuat gadis bergaun putih itu beringsut memegang erat pinggiran cermin. Badannya bergetar ketakutan. Lelaki paruh baya itu mengayunkan tangannya kedepan untuk meraih tubuh gadis itu. Tetapi sebelum tangan besar lelaki itu dapat menyentuh tubuh ringkih gadis itu. Suara bisikan rendah memasuki indra pendengaran gadis itu.

Cermin yang dipegang erat olehnya seketika mengeluarkan cahaya yang menyilaukan. Ia refleks melepas genggamannya bergerak menjauh dari cermin itu. Tapi entah mengapa badannya kaku. Tak berselang lama, ia merasakan sakit yang teramat sangat di seluruh tubuhnya seolah ada sesuatu yang menarik jiwanya keluar dari tubuhnya. Gadis itu meringis lirih. Sebelum kesadarannya hilang, ia menatap lelaki paruh baya di belakangnya. Lantas bergumam,

"Selamat tinggal, Papa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E P H E M E R A LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang