Can i see?

393 43 0
                                    

*n: Sign " ° " For the flashback^^

Sudah hampir satu bulan ini Seungcheol tidak menemui jeonghan. Bukan karena ia ingin mempermainkan jeonghan, salah jika kalian berpikir seperti itu. Seungcheol hanya sedang sibuk, membagi waktu sebenarnya cukup mudah bagi Seungcheol saat ini karena pekerjaan yang mereka lakukan sudah hampir ditahap panen, namun pada saat waktu luang tersebut lah secara tiba-tiba Rut Seungcheol datang lebih cepat.

Di dalam kamar mansion pack Ash Argya, Seungcheol sedang meringkuk menahan panas tubuhnya yang sedari tadi bergejolak. Rasanya tubuhnya seperti terbakar, dia benar-benar bernafsu saat ini. Iris matanya berubah menjadi merah padam dan seluruh tubuhnya terasa sakit seperti tulang-tulang nya patah menjadi berkeping keping serta aroma feromone Seungcheol yang menguar semakin menjadi-jadi.

Sudah seminggu ini Rut Seungcheol belum mereda, dan dia sudah tiga kali harus dipuaskan oleh omega 'pekerja' yang memang dia bekerja di bidang ini. Seperti saat ini, Seungcheol merasa dirinya benar-benar harus dipuaskan, saat ini omega 'pekerja' memang sedang melakukan tugasnya, tapi mereka hanya sebatas melakukan 'oral sex' tidak lebih.

"Shh sial!! Lebihh cepath sialan!" Seungcheol mendesah meminta lebih kepada omega 'pekerja' itu. Di dalam dirinya dia merasa sangat hina karena melakukan pelampiasan napsu nya dengan orang lain. Dan disaat seperti ini dia memikirkan jeonghan.

Seungcheol selalu berpikir apakah jeonghan akan menerimanya jika seperti ini? Tapi disaat yang bersamaan, Seungcheol selalu membayangkan wajah sendu dan manis jeonghan, hal itu juga membuat napsu Seungcheol semakin tinggi sehingga dia tidak cukup sekali untuk dipuaskan.

Setelah selesai dengan pelampiasan nya, keadaan Seungcheol sedikit lebih baik dari sebelumnya. Bahkan omega 'pekerja' itu sudah pergi dari kamar itu.

Tok tok
Suara ketukan membuat Seungcheol paham dengan siapa yang datang menemuinya. Siapa lagi jika bukan Jun? Hanya dia yang berani menemui Seungcheol disaat seperti ini.

"Alpha.. sudah lebih baik?" Tanya Jun mendekat kearah ranjang

Dengan keadaan yang terlentang dan napas yang masih memburu Seungcheol hanya mengangguk.

"Jadwal Rut mu sepertinya sudah akan selesai Alpha, jadi tabib disini mengurangi dosis pil suppresant. Minumlah ini, dan tidur. Aku juga sudah menyiapkan teh melati untukmu Alpha," jun kembali bersuara.

"Baiklah, terimkasih Jun" kali ini Seungcheol menjawab dan bangkit. "Jun, apa kau sudah memberi tahu cantikku?" Lanjut Seungcheol.

Dengan senyum hangat Jun menjawab "tentu saja Alpha, aku sudah memberitahu keadaan mu saat ini"

"Hah.. aku merindukan nya Jun" Seungcheol menundukkan kepalanya, rasa rindu yang menjalar di hatinya semakin besar.

"Bersabarlah Alpha, sebentar lagi kau bisa menemui nya. Dan.. apa perlu aku siapkan perapian Alpha? Cuaca saat ini cukup dingin."

"Tidak, tubuhku sudah sangat panas saat ini."

"Baiklah, selamat beristirahat Alpha."

Jun melangkah pergi meninggalkan Seungcheol di kamar itu sendiri. Memang selama masa Rut, Jun tidak berada disatu ruang bersama Seungcheol.

Sepeninggalan Jun, Seungcheol melangkah menuju jendela yang terbuka tanpa penutup. Ia melihat keluar, salju yang turun menjadi pemandangan Seungcheol saat ini. Musim dingin datang, salju turun semakin lebat, seharusnya hawa dingin menusuk kulitnya saat ini, namun Seungcheol tidak merasakan hal itu.

Evangeline My'luna "JEONGCHEOL" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang