Epilog

956 6 2
                                    

Satu tahun kemudian…

Ully diterima kuliah di Jurusan Psikologi di kota yang sama dengan Ogie, namun dengan kampus yang berbeda. Selama kuliah, dia tinggal di rumah eyangnya. Dia memantapkan hati untuk mendalami dunia psikologi karena ingin membantu lebih banyak anak-anak muda di luar sana yang mengalami tekanan hidup yang sama seperti Gina. Dia tak ingin ada ‘Gina’-‘Gina’ yang lain. Dia percaya bahwa orang seperti mereka hanya butuh orang lain untuk berbagi, setidaknya teman bicara, bukannya penghakiman.

Sampai Ully pindah ke Jogja untuk kuliah, Gina tak pernah menampakkan dirinya lagi, dia benar-benar seperti ditelan bumi. Ully sama sekali tak mendengar selentingan apapun tentang petunjuk di mana dia berada, begitu pula dengan Bayu. Dengan menghilangnya Gina, berakhir pula urusannya dengan Bayu.

Ogie masih betah menjalin hubungan dengan Ully, dia senang sekali ketika Ully pindah ke Jogja. Meski mereka tidak bisa bebas karena Ully tidak tinggal di rumah kos…namun setidaknya mereka ada di kota yang sama. Mereka berdua masih sama-sama keras kepala, tapi kalau ada salah satu dari mereka yang marah, yang lain pasti tak berani untuk bertingkah macam-macam. Keberadaan mereka yang jauh dari orang tua dan sikap Ogie yang kadang seenaknya sendiri membuatnya sering mendapat ‘ceramah gratis’ dari Lina, sahabat Ully itu sangat mengkhawatirkan ‘penjagaan’ Ogie terhadap Ully.

Lina yang takut sepupunya akan bertindak sembrono pada Ully karena tak ada orang tua yang mengawasi mereka di perantauan -meski ada eyang Ully- ternyata juga hidup merantau di kota lain. Sejak lulus SMA sampai hampir berstatus mahasiswa semester 2, dia sudah 3 kali berganti pacar. Untuk yang satu ini, gantian dia yang kena ‘ceramah’ dari Ogie.

Isa masih menggeluti hobinya di dunia fotografi meski sudah kuliah. Dia diterima di Jurusan Hukum di sebuah universitas di ibukota. Hubungannya dengan Ocha semakin dekat, tapi tak ada yang tahu bagaimana status mereka yang sebenarnya.

Bersyukurlah kalian yang cepat mendapat ‘jawaban’, secepat cerita ini berakhir. Dan untuk kalian yang masih ‘bertanya-tanya’, tetaplah bersabar menanti ‘jawaban’ itu. Harapan memang tak selamanya happy ending, namun bukan berarti tak ada kemungkinan untuk itu. Tak ada seorang pun yang tahu masa depannya akan seperti apa, no one knows…neither do i.

_Cuma Kamu…Titik! Tamat_

Cuma Kamu...Titik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang