𖤓01⸙

235 23 0
                                    

ִ ࣪𖤐𖤓𐦍 Pagi ini berbeda dari pagi sebelumnya, meja makan pagi ini terisi penuh dengan segala jenis makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ִ ࣪𖤐𖤓𐦍 Pagi ini berbeda dari pagi sebelumnya, meja makan pagi ini terisi penuh dengan segala jenis makanan.

Pemuda berumur 19 tahun itu meniup lilin yang tertancap di sebuah kue, wajah tegasnya melunak karena rasa bahagia yang berdatangan di dalam hatinya.

Ia memeluk tubuh ibunya sambil mengucapkan terimakasih berkali-kali, sedangkan sang adik bertepuk tangan sembari bersorak gembira.

"Kau sudah 19 tahun hari ini, itu artinya sudah boleh bepergian ke kota! Iyakan Mai?!"

Maisie terkekeh sambil mengusap rambut anak keduanya.

"Jika kakakmu ingin maka akan ku ijinkan, bagaimana Lorcan? Kau ingin pergi ke sana?"

Lorcan menggeleng pelan sambil mengusap gula halus yang tertinggal di sisi bibirnya.

"Kau sedang sakit, bagaimana mungkin aku pergi dan mempercayakan kesehatanmu kepada Noah? Anak itu hanya bisa membuat masalah, Mai... Jadi aku memutuskan untuk tidak pergi"

Pergi ke kota memanglah impian Lorcan sejak dulu, ia ingin melihat kehidupan yang sebenarnya. Ia selalu di buat penasaran oleh sang ayah dulu, ayahnya selalu bercerita tentang pekerjaannya di kota.

Ayahnya seorang pengrajin kayu, ia memiliki toko di pinggiran kota.

Wajah Noah berubah masam saat mendengarkan perkataan sang kakak, kakaknya ini suka mengada-ada! Kapan ia membuat masalah huh?! Pembohong besar!

"Ya! Terus saja kau menyudutkanku! Aku hanya lebih muda dua tahun darimu! Jadi jangan panggil aku anak-anak dasar kau tua!"

Lorcan terbahak melihat wajah adiknya yang memerah sempurna karena marah.

Maisie hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kedua anaknya itu memang selalu bertengkar karena hal sepele, lalu akan berbaikan beberapa menit kemudian.

"Sudahlah Lorcan, lebih baik kau bawa Lily ke kebun. Kita kehabisan beberapa sayuran dan juga kayu bakar"

Lorcan beranjak dari duduknya lalu pergi ke kamar untuk bersiap saat menerima tugas dari sang ibu.

Sedangkan Noah masih memasang wajah kesalnya, pipinya menggembung lucu dan jangan lupakan jejak gula halus di sekitar kedua pipinya.

Jadi ini yang tidak mau di sebut anak-anak?

Lorcan yang sudah rapi berpamitan dengan Noah dan ibunya. Noah sempat ingin ikut namun dilarang oleh Maisie.

"Kau sudah berjanji untuk membantuku membuat lilin, Noah! Jangan mencoba kabur dari tugasmu!"

Noah semakin kesal karena Lorcan meledeknya di luar sana, kakaknya itu menjulurkan lidahnya sebelum menunggangi Lily dan pergi menjauh dari halaman rumah.

Lorcan bersenandung kecil sambil menikmati hembusan angin pagi yang menyapu wajahnya. Ia menunggangi
Lily dengan kecepatan sedang, ia ingin menikmati suasana hutan di pagi hari.

EMEOSEON [HaruKyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang