KEENAN : Chapter 11.

4.6K 373 7
                                    

Kringgg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kringgg...!!!

Suara melengking yang berasal dari bel sekolah menandakan sudah waktunya para murid pulang kerumah, para murid disana bernafas lega kala mereka terbebas dari pelajaran yang menguras energi otak, yaitu Matematika. Satu diantara seluruh pelajaran yang dibenci oleh beberapa pelajar, kecuali Keenan, tentunya.

Pemuda bermanik coklat madu itu sekarang tengah merapikan beberapa buku kedalam tas berwarna hitam miliknya, lalu menyampirkan tas itu dipunggungnya. Keenan beralih menatap Astair, "Kerja kelompoknya jadi kan?" Astair pun menoleh, menatap arloji ditangannya lalu mengangguk.

"Jadi. Sehabis ini kita langsung ke tempat kerja kelompoknya," Keenan menganggukan kepala, merogoh saku almamaternya lalu mengambil permen tangkai yang diberikan oleh Astair. Dia membuka bungkusannya, lalu memasukan ke dalam mulut dan mengemutnya secara perlahan.

"Omong-omong, kita kerkomnya dimana?" Angel mencodongkan tubuhnya, menatap Astair dan Keenan secara bergantian.

"Dicafe OMG, lo tau, kan?" Angel terdiam sejenak, begitupun dengan Keenan yang merasa familiar dengan nama cafe yang disebutkan oleh Astair. Namun, karna tak mau pusing-pusing memikirkan hal itu, Keenan menggelengkan kepalanya, kembali mengemut permen yang sempat dia lepas dari mulutnya.

Angel mengangguk, "Tau kok, masa iya gue gak tau tempat tongkrong anak muda yang lagi hits-hitsnya," Mendengar ucapan Angel, Astair pun menggidikan bahunya, tak lagi berbicara dan lebih memilih membaca buku materi IPA.

Merasa diacuhkan, Angel berdecih sini, lalu tak lama pandangannya beralih ke meja paling belakang dan pojokan, tempat dimana seorang Xavier Arlando duduki, "Xav, lo mau berangkat kecafe bareng-bareng, gak?" Mendengar Angel yang melayangkan pertanyaan pada Xavier—orang yang tadi menatapnya tajam saat Keenan memasuki kelas.

Entah bagaimana ceritanya, Xavier tiba-tiba menjadi anggota kelompoknya dalam membuat sebuah alat pembangkit listrik dalam bentuk sederhana yang diberikan oleh Miss Nara di jam pelajaran pertama. Dia sempat melayangkan protes, mengatakan kenapa harus Xavier yang menjadi anggota di kelompoknya, namun, bukannya jawaban yang diterima olehnya. Keenan malah mendapatkan tatapan tajam dari balik kacamata bening Miss Nara, hingga akhirnya, Keenan berhenti protes karna takut dihukum.

Xavier dengan wajah datarnya, mengangguk pada Angel, "Hm. Kebetulan, gue kurang tau di mana lokasinya," Setelahnya, Xavier menelungkupkan kepalanya dimeja, tak peduli pada guru yang memberi intruksi untuk duduk dengan rapih.

Ting.

Xavier membuka matanya yang sempat tertutup, lalu mengambil ponsel di almamater miliknya dan membukanya. Lalu, Xavier pun membuka sebuah pesan yang baru saja masuk dari nomor tak dikenal.

Transmigrasi Keenan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang