Mei 2025
—Kalina Paramita
Aku sudah pernah bilang, kan? Bahwa hal yang paling membahagiakan di dunia ini adalah cinta. Dicintai dan mencintai. Saling cinta. Itu maksudku.
Entah dengan Papa dan Mama, dengan Alda, dengan Angel, dengan Mas Aksel, atau dengan Jati sekalipun, perihal mencintai dan dicintai selalu menyenangkan untukku.
Tapi, apa benar, Jati mencintaiku?
Kadang aku yakin, kadang juga aku ragu.
Entah pada perasaannya, atau pada perasaanku.
Aku nggak mengerti. Yang aku tahu, selama aku di dekatnya, bersamanya, mengobrol dengannya, menatapnya, bercanda hal remeh dengannya, semuanya terasa menyenangkan dan mendebarkan. Aku suka, tapi juga khawatir.
Sampai akhirnya, aku memilih untuk tidak terlalu memusingkan hal itu. Seperti yang Angel katakan beberapa hari lalu saat dia menelepon untuk menanyakan kabarku, yang pasti juga dengan niat terselubung untuk bertanya perihal Jati. Agaknya, instingnya soal hubunganku dengan Jati begitu kuat, bahkan lebih kuat daripada aku sendiri yang merasakannya.
Saat itu aku memutuskan untuk bercerita pada Angel tentang perasaanku, perasaan membingungkan ini.
"Kal, kan gue udah pernah bilang sama lo, kalau lo udah ngerasa nyaman, khawatir berlebih kalau dia nggak ada, pengin ketemu terus, ya udah, jawabannya gampang; lo suka sama dia."
Apa memang semudah itu?
"Malah bagus, kan? Kalian bisa saling menyembuhkan. Lo dengan Mas Aksel, dan dia dengan mantannya itu. Kadang, cinta tuh gampang, lo aja yang bikin rumit."
Aku mendesah.
"Gue ngerti sih kenapa lo bingung sama perasaan lo sendiri setelah apa yang terjadi sama perasaan lo gara-gara mantan suami lo yang nyebelin itu," aku terkekeh sejenak mendengar suara sebal Angel, "Jadi, gini aja, lo jalanin apa yang terjadi sekarang dan nanti, lo ikutin apa kata hati lo, apa yang lo mau. Kalau lo udah ada di titik, di mana lo menginginkan sebuah kepastian dari Mas Jati, gue harap lo nggak bingung lagi buat ngerti sama perasaan lo sendiri. Habis itu, tinggal lihat aja, Mas Jati nih beneran suka juga dan pengin punya hubungan yang serius sama lo, atau justru dia sama aja kayak Mas Aksel."
Jadi, aku hanya tinggal mengikuti arus sambil menunggu?
"Tapi, Kal ..., nggak ada salahnya buat lo nyoba duluan." Angel seolah bisa membaca pikiranku dari jarak jauh. "Kalau lo udah greget banget sama hubungan yang nggak pasti, lo boleh ngomong duluan, lo boleh nuntut penjelasan duluan. Nggak selamanya lo harus nunggu. Lo harus mau dan berani ngomong soal apa yang lo pengin. Jangan kejadian waktu sama Mas Aksel keulang lagi, kali ini lo jangan diem aja."
Angel terkadang menyebalkan jika tentang meledekku dan menggodaku, tapi temanku satu-satunya itu juga yang terbaik dalam mendengarkan dan memberi saran. Kadang, aku merasa dia jauh lebih tahu soal apa yang terbaik untukku daripada diriku sendiri.
Jadi, aku akan menurutinya, mengikuti arus sekaligus melakukan apa yang aku inginkan.
berlanjut ke Karyakarsa ....
-
bagi yang mau baca kelanjutannya, bisa menyambangi akun Karyakarsa aku yaaa (lautkelabu). bisa klik link di bio, atau klik link di bagian percakapan untuk langsung menuju tulisannya
ini ceritanya full Jati kalina sebanyak hampir 5000 words.
part ini gak akan mempengaruhi kelanjutan cerita full di Wattpad kok..
cuma.. untuk part selanjutnya (part 28) di bagian awal, aku bakal ngambil timeline cerita lanjutan dari addtional part ini. tapi sekali lagi, seperti yang aku bilang, gak akan mempengaruhi kelanjutan cerita raivember secara penuh. karena isinya emang cuma kalina Jati yang 'pacaran' 🫣
terima kasih untuk kalian yang mau mengapresiasi aku secara lebihhhh ....
28/11/23