Berjalan menelusuri keindahan Tuhan,
Terpalit pandangan pada sebuah figura,
Tenang redup tapi bersisa lurah api bahang panas,Seperti persis masa yang lalu,
Di mana bahagia diulit cinta,
Penuh merasuki jiwa kalbunya,
Alam bagai syurga dunia,Namun pada hati tiada siapa yang punya,
Jalan berdua terpesong,
Kau masih sempurna,
Seperti pada hari pertama kali berjumpa,Tidak hairan lagi,
Yang dulu menjadi rutin,
Tetapi sekarang,
Hanya sebuah perhiasan,Ya,
Aku jatuh cinta lagi pada kedua kalinya.(No wonder, it's beautiful it was once mine)