Sofia terbangun di tengah malam entah kenapa rasanya ia sangat kedinginan ia melihat jam digital di samping tempat tidurnya yang menunjukan pukul 12. Ia bangun dan mencari jaket tebalnya di lemari pakaian dan memakainya.
Sofia kembali berbaring dan menyelimuti dirinya sendiri namun rasa dingin itu masih tetap ada. Ia kembali membuka matanya saat merasakan pergerakan di kasurnya dan melihat Edward berada di sana.
"Aku mendengarmu bangun? Ada apa? Apa kau kedinginan?"
Edward mengusap kepalanya dan ia menganggukan kepala pelan. Edward berjalan ke arah tombol pengatur suhu ruangan dan mengaturnya agar lebih hangat.
Entah kenapa Sofia merasakan badannya sangat tidak enak, ia memeluk dirinya sendiri dalam selimut. Nafasnya memburu dan tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa pada tenggorokannya seperti terbakar.
"Akhhh."
Sofia memegang lehernya dan meringis kesakitan, ia menggerakan tubuhnya dan hampir terjatuh dari tempat tidur. Edward yang menghampirinya memegang tubuhnya dan memeluknya.
"CARLISE."
Merasa Sofia tidak merespon ia memanggil Carlisle sambil memeluk Sofia. Carlisle masuk dengan cepat melalui pintu dan terkejut melihat Sofia.
"Edward ada apa?."
"Aku tidak tau kenapa dia seperti ini."
Carlisle memegang tangan Sofia dan menatap wajahnya yang memejamkan mata
"Sofia bisa buka matamu?."
Perlahan Sofia membuka matanya dan membuat Edward serta Carlisle terkejut bukan main. Carlisle segera keluar mengambil sesuatu. Sofia yang melihatnya menatap Edward.
"A-ada apa?."
"Everything is gonna be oke Sofi."
Edward masih memeluk Sofia yang meringis kesakitan memegang lehernya. Carlisle membawakan sebuah cup dengan tutup dan sedotan.
Edward membetulkan posisi Sofia dan mendudukannya menyandarkan badan Sofia pada badannya.
"Sofia minumlah ini."
Carlisle menyodorkan gelas cup itu pada Sofia. Sofia memegangnya dengan tangan bergetar ia mencium aroma yang sangat enak dari gelas itu. Perlahan ia meminumnya dan entah mengapa rasanya begitu enak. Cairan kental yang terasa sangat manis ia meminumnya hingga habis dan tanpa sadar tenggorokannya sudah tak terasa sakit lagi. Dan ia tidak merasa kedinginan lagi.
Sofia menyerahkan cup kosong itu pada Carlisle ia duduk sambil menghela nafasnya lega kemudian ia mendengar suara kicauan burung yang begitu ramai. Ia menoleh sekeliling namun tak menemukan apapun ia beranjak dan menuju jendela besar yang menunjukan pemandangan hutan. Ia bisa melihat dengan jelas sebuah burung yang terbang dengan kepakan sayap yang sangat lambat hal itu membuatnya pusing ia hampir terjatuh jika Edward tidak menahan tubuhnya.
"Are you oke Sofi?."
"Aku tak tau apa ini?."
Ia memegang tangan Edward namun tak merasakan rasa dingin pada tubuhnya.
"Edward tubuhmu kenapa tidak dingin?."
Ia mendongkakan kepalanya dan menatap manik mata keemasan milik Edward. Dan Edward terdiam menatapnya seperti terpesona padanya.
"Sofia kemarilah sebentar."
Carlisle mengulurkan tangan padanya sofia mengenggam tangan Carlisle dan berjalan dengannya menuju cermin yang ada di kamar. Ia membulatkan matanya menatap tampilan wajahnya di cermin. Rambut keemasan miliknya menjadi lebih terang kulitnya lebih putih namun masih ada rona merah di pipinya. Matanya berubah dari warna biru menjadi keemasan seperti mata Edward saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why The Female Lead Is Me ✔️
ФанфикAku yang hampir tenggelam sewaktu kecil selamat dan mengingat kehidupanku sebelumnya. setelah aku pindah aku sadar bahwa dunia ini sama seperti novel yang saat itu di sukai oleh banyak orang. Aku menantikan banyak hal yang akan terjadi antara pemer...