"Kapan gadisku akan pulang?"
"Menurut informasi dari mata-mata yang tuan tempatkan, Nona Muda akan kembali dua hari lagi Tuan."
"Hm, keluarlah."
"Sabar sabar, dah biasa kok itu." Batin sang asisten seraya mengusap dadanya dan berbalik meninggalkan ruangan tuannya itu.
Setelah sang asisten meninggalkan ruangan, sosok pria misterius itu kini terjatuh dalam lamunan akan gadis kecilnya dan mengabaikan pekerjaannya yang menumpuk.
"Kamu benar-benar berhasil membuatku menggila setahun ini gadis kecil." Gumamnya lalu merai undangan pesta dari salah satu koleganya.
"Jika aku menghadiri pesta ulang tahun adikmu, akankah kamu mengenaliku?"
"Hm, atau haruskah aku menyebutnya adik iparku mulai sekarang?" Ralat pria itu kemudian.
🍁🍁🍁
"Akhirnya kamu memutuskan pulang sayang." Ucapan Mami Weia ketika Waier mengabari sang mami jika dirinya memutuskan untuk kembali ke Indonesia besok.
"Kuharap keputusanku kembali sekarang tidak salah." Gumam Waier
"Aku yakin keputusanmu tidak salah."
"Astaga, kau mengagetkanku tau."
"Sorry sorry, lagian suruh siapa ngelamun."
"Iya deh"
"Kau tidak berencana mengubah keputusanmu kan?"
"Tidak, hanya saja aku sedikit meragu untuk bertemu orang-orang itu kembali."
"Kau bisa menghindari mereka"
"Dapatkah aku melakukannya Rin?"
"Hey, kau pasti bisa melakukannya. kakak sepupumu yang cantik dan sexy ini akan selalu mendukungmu." Ucap Hyorin dengan menggebu-gebu.
Huh, padahal kami kan hanya beda delapan bulan meskipun tahun lahir kami berbeda sih, tapi mengapa dia harus selalu menegaskan statusnya itu dan berbuat seenaknya selama setahun ini. Ingatkah kalian Waier berangkat sendiri ke Singapur setahun lalu? Hyorin tiba-tiba mendatangi Waier satu pekan setelah Waier tinggal di Singapur. Entah alasan apa yang digunakan ke aunty dan unclenya itu, belum lagi bagaimana dia bisa meyakinkan kak Kevan yang posesif?
Waier pernah menanyakan hal itu kepada Hyorin dan berakhir membuatnya jengkel. Bagaimana tidak jika jawaban yang dirinya terima hanya "Tentu bisa, aku kan menggunakan pesonaku yang cantik dan sexy ini."
Mengingat jawaban dan muka Hyorin saat itu sungguh mengundang Waier untuk menyumpal mulut sepupunya itu dengan kaos kaki. Untungnya Waier sudah sangat terbiasa dengan tingkah aneh sahabat sekaligus kakak sepupunya itu hingga stok kesabarannya untuk Hyorin tersedia banyak.
🍁🍁🍁
Indonesia
Waier dan Hyorin baru saja tiba di Bandara dan disambut pelukan hangat keluarga besar keduanya.
"Aunty, Uncle, dan Kak Kev bagaimana bisa kalian mengizinkan Kak Rin menyusulku?" Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Waier membuat semuanya hanya bisa saling berpandangan dan menghela nafas pelan.
"Kita bicarakan di rumah." Ucap Papi Noven mewakili yang lain.
🍁🍁🍁
Kini mereka semua telah berkumpul di ruang tamu kediaman keluarga Vensterlin.
"Jadi?" Tuntut Waier tak sabar ke semua orang yang ada di ruang tamu.
Beberapa menit telah berlalu dan tidak ada yang berniat angkat bicara. Mereka hanya saling pandang, mengisyaratkan agar salah satunya segerah angkat bicara memberi penjelasan kepada Waier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Memilih Menjadi Villainess
Random"Jika mereka menggapku villain dikehidupannya bukankah aku akan menjadi orang yang kejam jika tidak merealisasikan anggapannya itu?" "Huuwah... Tokek bulu itu yang mendekatiku lebih dulu dan menggangguku. Bisakah kamu membantuku menyingkirkannya say...