2 Becomes 4

25 4 0
                                    


"Gerah banget, kantin berasa stadion bola"

"Tau tuh, kalo gak di dorong ya ditarik"

"Dih, lo kira gaya? "

Yuri dan Solarhea baru kembali dari kantin,nampak membawa beberapa camilan dan minuman. Keringat membasahi pelipis keduanya, sepanas itu cuaca hari ini.

"Udah ah,keburu bel masuk"

Keduanya mempercepatan langkahnya.

Sekolah mereka tergolong besar dan luas, terdapat tiga gedung yang menjulang tinggi. Gedung pertama sebagai tempat ruang guru, ruang rapat, ruang OSIS, dan UKS. Gedung kedua berisi ruang ekstrakurikuler. Dan gedung terakhir yakni gedung yang paling besar, terdapat empat lantai dan tempat ruang kelas, kelas 10 di lantai satu,kelas 11 di lantai dua, kelas 12 di lantai tiga dan rooftop di lantai paling atas. Dan kantin terletak dipojok.

"Sumpah kalo gue punya kekuatan gue mau teleportasi,males naik tangga, kenapa gak buat kantin di tiap lantai gitu, udahlah kantinnya satu, gede sih ,tapi rame, gerah lagi"

Yuri menghela nafas seraya mengendikan bahu. Kupingnya rasanya ingin meledak mendengar ocehan temannya yang tak ada habisnya.

Mereka menaiki tangga untuk sampai di kelas mereka. Tinggal belok kanan, dan sampai..






BRUKK!

Byushh

Dari belokan seorang menabrak Yuri hingga minuman yang ia pegang mengenai bajunya. Dirinya hampir tersungkur ke belakang, jika saja Solarhea tak menahannya mungkin ia sudah menggelinding ke bawah.

"EH MAAF!!! "

Keduanya menoleh pada seorang gadis yang menabrak mereka

Gadis itu memunguti camilan yang berserakan di lantai. Solarhea hendak memarahi gadis itu namun setelah melihat lencana biru di dada sang gadis, ia langsung mengurungkan niatnya.

"Anjir kating, gajadi dah gue" -batin Solarhea

"Eh gapa-

"DAEYNOLIA!"

Belum sempat Yuri menyelesaikan ucapannya, seorang gadis berlencana biru lain datang menghampiri mereka.

"Daey lo ngapain!? "

"Jualan cendol"

"Ngapain jualan cendol di tangga?"

'Daeynolia',gadis itu enggan menjawab, usai memunguti camilan ia berbalik menghadap temannya

Plak

"Ya enggak lah... Alora cantik....☺"

Satu tamparan kecil melayang tepat di lengan 'Alora'. Ia meringis seraya menatap kesal sang pelaku.

Daeynolia menghampiri Yuri dan menyerahkan cemilan yang ia pungut. Netra Alora pun ikut mengikuti arah pandang temannya.

"LOH!?, LO KAN YURI ALJENDRA!?"

"HAH!? SI PRIMADONA ITU!?"

Teriakan mereka menggema di koridor yang sepi. Sang pemilik nama hanya bergeming sedangkan dibelakang, Solarhea sudah mengabsen seisi kebun binatang dalam hati.

"DAEYA BODOH, LU APAIN BAJU ORANG!?"

"GAK SENGAJA!!! "

Kedua gadis itu berseru heboh sedangkan dua lainnya masih setia mematung.

SRET

Dengan tiba-tiba Alora meraih tangan Yuri dan menariknya menjauh dari sana.

"Ikut gue."

Alora dan Yuri berjalan menjauh meninggalkan Daeynolia dan Solarhea yang kebingungan.


Daeynolia melirik adik tingkat disebelahnya. Ia bergidik ngeri kala melihat tatapan yang Solarhea layangkan pada dua gadis yang berjalan menjauh dari mereka.

"Aduh kampret,serem banget mukanya,kalo gue digorok gimana," Daeynolia bergelut dengan pikirannya, mencoba mengumpulkan keberanian untuk sekedar berkenalan dengan gadis di sampingnya.

"H-hai"

Solarhea menoleh. Tatapannya sedikit melunak kala melihat Daeynolia yang tersenyum padanya. Dengan ragu, yang lebih tua mengulurkan tangannya..

"Boleh kenalan?, gue Daeynolia Cordelia, kelas 12 IPA satu"

Solarhea membalas uluran tangan itu seraya tersenyum simpul.

"Solarhea Reagrace,11 IPS dua"

Keduanya bertukar senyum, tautan tangan itu pun dilepas.

"Yuk susul mereka. "












TBC.

THE SEVEN DESTINIESWhere stories live. Discover now