Eternal Twins | 01

115 20 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Ibu, aku titip mereka ya" lirih seorang ibu muda bernama Wonhee dengan berat hati harus meninggalkan bayi kembarnya bersama dengan sang Nenek.

Sementara wanita paruh baya dengan wajah pasrahnya hanya bisa menerima keputusan anaknya dengan berat hati. selama ini mereka hanya tinggal ber-empat dirumah sederhana ini dan kini anaknya ingin pergi meninggalkannya serta kedua bayi yang masih sangat merah.

Terkadang ia merasa Tuhan tidak adil memperlakukan anak perempuannya itu, bagaimana tidak, anak perempuannya harus hidup menjanda diusia muda. Wonhee kehilangan suami disaat tengah hamil tua dan kini dia harus mengurus anaknya sendiri. Ya meskipun masih ada ibu yang setia membantunya tapi sosok seorang suami tetap berpengaruh penting bagi seorang istri dalam melewati proses mengandung hingga melahirkan.

Masih segar di ingatan waktu itu bersamaan dengan mendung dan hujan lebat seseorang datang mengetuk pintu dengan nafas tersengal membawa kabar bahwa truk yang dikendarai menantunya menabrak sebuah beton pembatas jalan dan mengakibatkan menantunya tersebut meninggal ditempat kejadian karena benturan hebat dikepala yang cukup parah. Selama seminggu Wonhee hanya termenung dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan tujuan hidup. Tapi berkat nyawa yang berada didalam rahimnya, ia bisa bangkit lagi meskipun tak bisa dipungkiri rasa sedih masih kerap kali dia rasakan

"Kau serius ingin pergi? Bayi-bayi ini masih terlalu kecil untuk berpisah dengan ibunya" Nenek Wang masih tak percaya dengan keputusan Wonhee meskipun ia melihat sorot mata anaknya itu penuh dengan tekat yang kuat

"Aku percaya pada ibu, ibu bisa mengurus mereka sampai aku kembali dan membawa kalian dari gubuk ini bu" Wonhee mengusap air matanya dengan kasar. Sesedih apapun ia tak boleh lemah, dia sudah bertekad untuk memperbaiki kehidupan mereka demi masa depan kedua putri dan juga ibunya.

"Pergilah,...dan cepatlah kembali" wanita paruh baya itu terisak seraya memalingkan tubuhnya yang bergetar. Ia tak mau memberatkan langkah Wonhee dengan tangisannya

Wonhee pergi dengan air mata yang sudah tak bisa dibendung, sebenarnya ia tak rela ibunya yang sudah tak lagi muda harus merawat dua bayi yang masih sangat butuh perhatian penuh. Pasti itu sangat sulit sekali tapi ia tak punya pilihan lagi

"Aku pergi. Tolong Jaga kesehatan ibu baik-baik"

.
.
.

Dua tahun kemudian...

Waktu menunjukan pukul empat sore, nenek Wang keluar dari bilik kamar setelah menidurkan balita yang kini sudah berumur dua tahun. Alisnya mengernyit ketika pendengarannya menangkap suara mesin mobil semakin dekat. Buru-buru Nenek Wang keluar guna melihat mobil siapakah yang masuk dipekarangan rumahnya. Nenek Wang sedikit heran karena tak biasanya sebuah mobil memasuki perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk teknologi Modern itu.

Eternal Twins [KTH-JYR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang