35

11.9K 432 24
                                    

🍒🍒🍒

"KEISHA!! ARGHHH!! SIALAN!!"

Marlon membanting seisi rumah, dia mengobrak-abrik seluruh ruangan yang ada didalam rumah hingga kedalam tempat yang tak pernah dikunjungi siapapun.

Dia marah besar kala Keisha tak ada dirumahnya, pintu kamarnya terbuka saja sudah menaikkan amarahnya. Melihat gadisnya pergi lagi membuatnya tak segan-segan untuk melukai Keisha berkali-kali.

Dia pastikan gadis itu tak akan lagi berani pergi darinya, tak akan lagi. "CARI DIA DISELURUH DUNIA!! AKU INGIN DIA KEMBALI PADAKU!!ARGHHHHH!!!!"

Pyar

Brak

Brak

Pyar

Bug

Brak

"Benar-benar menantang ku"

Marlon langsung melempar semua baju-baju Keisha dari dalam lemari dengan penuh amarah, wajahnya memerah dan tangannya berotot. Rahangnya mengeras tegas, dia benar-benar tampak marah.

Kenapa gadis itu suka sekali membuatnya marah, kabur terus apakah tak lelah baginya. Mungkin bagi Keisha kabur dari Marlon adalah permainan yang sangat menyenangkan, karena bermain kejar-kejaran.

Marlon berjalan dan keluar dari rumah, dia menjalankan mobilnya menuju suatu tempat yang tak diketahui orang dimana keberadaannya. Dimana ada gedung besar dengan bercak-bercak darah yang sudah mengering, dan terdapat dua orang disana yang bermain dengan orang-orang yang tengah menjerit dan memohon ampun.

Marlon berhenti lalu menatap dua orang itu, dia tersenyum miring. Lalu dia berjalan perlahan menghampiri dua orang itu, "semangat sekali, sampai-sampai pesanku tidak ada yang membacanya" ucap Marlon dengan datar.

Dua orang itu memberhentikan aktivitasnya, mereka menoleh lu menatap senang Marlon. Tak lupa, salah satunya menjilat tangannya yang berlumuran darah. "Maaf, kita lagi seneng banget. Banyak yang nantang, gue jadi suka disini" ucap orang itu.

Siapa? Fabio dan Darren. Kedua laki-laki itu penuh darah pada bagian baju, tangan dan kaki. Mereka seperti mandi darah, banyak mayat yang bertumpu kan disana sudah seperti gunung saja.

Beberapa jam lalu, mereka didatangi mangsa tanpa diminta ataupun dipancing. Mereka datang sendiri dengan bodoh, mengira Fabio dan Darren menginginkan kesenangan untuk mereka sendiri. Padahal mereka tengah memantau mangsa-mangsa yang sedap rasanya.

"Mereka seperti anjing yang datang tanpa dipanggil" ucap Fabio, seraya menatap mayat-mayat itu.

Kebanyakan wanita yang mereka dapat, dan sudah tak suci lagi pastinya. Siapa juga yang ingin memakainya, mereka hanya ingin darah dan darah. Juga teriakan dan tangisan penuh mohon ampun.

Darren masih sibuk melepas ikat tali dari kaki dan tangan mayat wanita itu, wanita itu membuka matanya dengan melotot dan darah keluar dari mulutnya karena perutnya ditusuk oleh Darren dengan brutal.

Fabio menoleh kebelakang melihat Darren, lalu dia melempar pistol hingga mengenai punggung laki-laki itu. Darren menoleh, "ha?"

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang