Insan Terbaik di Waktu Terbaik

Menikah

Satu bulan kemudian, pesta pernikahan itu digelar dengan meriah. Setelah perjalanan panjang untuk memenuhi berbagai prosedur dan persyaratan, akhirnya hari ini Aminah dan Wildan menutup penantian panjang dengan ikatan yang indah.

Di sana juga ada Katrina dan Aina yang seolah tidak ingin berpisah lagi. Satu minggu yang lalu, Wildan bertolak ke Bandung dan kembali ke Kalimantan bersama Aina. Wildan dan Aminah berhasil mempertemukan dan mempersatukan mereka kembali. Hingga kini persahabatan mereka bertiga kembali lengkap. Dengan bonus anggota baru, yaitu Aminah.

Salman juga nampak hadir bersama istri dan anaknya.

“Selamat, ya!” Ucap Salman tulus.

“Terima kasih, Salman. Aku titip salam buat Ummi sama Abi, ya!” Sahut Aminah yang dibalas oleh Salman dengan anggukan kepala dan senyum manis.

“Aku gak nyangka kamu benar-benar nikah sama manusia ini.” Ucap Bayu pada Wildan sambil melirik Aminah.

“O em ji. Tuh, ‘kan aku benar-benar nikah bulan depan, hahaha.” Kata Aminah.

“Aku juga gak nyangka kalau bulan depan itu adalah kata sakti.” Ucap Bayu sambil menepuk jidat seraya tersenyum miris.

Hingga akhirnya mereka bertiga tertawa lepas.

Balutan gaun berwarna hijau pastel itu membuat Aminah begitu cantik mendampingi Wildan yang tengah berdiri gagah dengan baju kebanggaannya itu.

“Dik, apa yang dulu kakak ucap itu benar, ‘kan?” Tanya Wildan disela aktivitas mereka menyalami para tamu yang datang.

Aminah hanya mengerutkan kening agar Wildan melanjutkan perkataannya.

“Bahwa kita akan dipertemukan dengan insan terbaik di waktu yang terbaik.”

Aminah mengangguk, membenarkan apa yang diucapkan suaminya. Ia lantas mendekap erat lengan Wildan yang sudah terpaut dengannya.

“Kamu adalah insan terbaik di waktu terbaik itu, sayang.” Batin Aminah.

TAMAT