Part17

7.2K 464 6
                                    

"Cinta pulang." ucapku setengah berteriak, meskipun keadaan ku sentengah hancur, aku tak main sembunyi-sembunyian dan pulang tanpa salam, biasa anak jujur.

"Ya ampun Cinta, kamu kenapa?!" tanya Bunda tiba-tiba sudah datang didepanku, karena khawatir bunda membantu ku melepaskan sepatu dan mengecek keadaan lenganku.

Mungkin ada yang penasaran keadaanku? Yah sebenarnya hanya rok ku yang kotor apalagi bagian pantat, terus kemeja seragam bagian lengan kiri terdapat bercak darah, sepertinya ada luka kecil karena memang sedikit perih, serta pergelangan yang sepertinya Terkilir.

"Kecelakaan kecil, bun."

Bunda pun membantu ku menuju ruang keluarga yang sebenarnya aku bisa jalan sendiri, dan double apes(?) atau beruntung(?) ternyata kepala keluarga yang asli ada di rumah.

"Ayah bantuin ini anaknya." setelah dipanggil bunda, beliau baru menurunkan korannya. Langsung raut wajahnya antara marah atau kaget aku tak bisa membedakan.

Beliau mendekati ku dan bunda, dan tanpa persetujuanku beliau membawaku dengan ala bridal style. "Ayah, ya ampun turunin Cinta. Cinta bisa jalan sendiri ko."

"Diem, kamu luka gini juga." skat mat, aku tak bisa melawan kanjeng papihku ini.

Akhirnya aku diturunkan dan duduk disofa ruangan ini, untungnya TV diruangan ini menyala, sehingga tak terasa hening dan mencekam.

"Kamu kenapa bisa seperti ini?" tanya Ayah dengan nada dingin yang bisa membuatku menciut mendengarnya, bahkan sekarang pun aku ketakutan.

"Ada yang dorong Cinta." jawabku dengan suara yang kecil namun masih bisa didengar oleh ayah atau pun bunda yang sekarang duduk dihadapanku.

Brak..

Meja melayang, oh maaf ini terlalu berlebihan. Mejanya selamat dari maut ko hanya saja kena pukulan keras. Tapi berdampak padaku yang kaget mendengarnya, bunda pun sepertinya sama kagetnya denganku.

"Ayah tenang, mending ngurus luka Cinta dulu." ucap Bunda menenangkan Ayah yang kalau tidak diatasi akan mengamuk pada siapa pun yang menyakitiku ini.

Dengan usaha yang lumayan hebat bunda bisa menjinakan ayah. Dan segera membawa kotak P3K untuk mengobatiku.

"Hanya jatuh kenapa bisa separah ini?" tanya Ayah kembali mengintrogasi.

"Didorongnya dipingir jalan, hampir ketabrak angkot." jawabku sedikit ketakutan, meskipun lebih mending dari tadi.

"Apa?!" teriaknya, siap tempur seakan akan aku membangunkan macan ngamuk.

"Ayah tenang dulu." tenang Bunda lagi.

Memang benar ya, dibelakang suami yang baik dan sukses ada istri yang baik dan mendukungnya. Buktinya ayah bisa seperti sekarang ini karena ada Bunda. Aku harap aku bisa seperti bunda deh.

Dan kembali kealam sadar, Ta. Sekarang ayah dan bunda malah berebut untuk mengobati lukaku.

"Bunda, ayah. Cinta mending mandi dulu deh."

"Ets, itu pergelangan kamu gimana?" tanya bunda penuh khawatir.

"Ga akan apa-apa, Cinta kan pake tangan kanan mandinya." sebelum dicegat kembali aku dengan cepat menuju kamar.

Bukannya siap-siap mandi, aku malah tiduran dikasur dan memainkan ponselku. Dengan sengaja aku update di akun sosmed ku, bukan untuk pamer sih tapi untuk tau siapa yang akan respon dengan penderitaan ku.

Status Facebook : *kena dorong orgil, hampir ketarbak angkot.*

Tweet : *gila aja tuh org dorong dorong, badan sini kan yang kena!*

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang