"Tak masalah, eonni." Yerim angkat bicara, seraya menarik gelas bir milik Bomin dari meja. Dia tidak terlalu haus, hanya ingin memprovokasi. "Aku tidak masalah dengan laki-laki, atau perempuan."
Wajah Chaewon berubah semakin gelap tatkala bertukar pandang dengan Yerim yang usil. Timbal balik seperti itu hanya membuatnya makin senang, berada di atas awan.
"Bagaimana aku tahu kalau kau tidak berbohong?"
"Kau mau apa lagi dariku, huh?" Chaewon seperti sudah siap menerkam pemberi pertanyaan yang berkuasa itu, membuat sang Raja pun enggan memperpanjang urusan dengan si kucing betina yang mengamuk.
"Aku perlu menjawab juga?" Beomgyu terlihat lebih tenang meski dia tetap tak sabar. Kakinya bergerak cepat, menandakan bahwa dia tidak sebegitu tenang. "Aku punya kekasih. Sudah jelas dia jawabannya."
Meski itu fakta, tidak bisa disingkirkan kemungkinan kalau Beomgyu sedang membual. Mereka yang sudah mengenalnya lama sangat tahu bahwa dia tidak yakin dengan jawabannya.
"Sudah, sudah. Cepat lanjutkan." Minjeong terlihat menghindari respons yang diinginkan oleh para pendengar sekarang. Dia bertingkah acuh, padahal sedang malu karena ulah kekasihnya sendiri. Tanpa tahu, gadis itu mungkin akan kecewa jika tahu sang kekasih tidak sepenuhnya serius.
Hyunjin kali ini mengambil alih kartu yang berserakan di meja untuk mengacaknya. Dia terlihat bersemangat, sepertinya menemukan mangsa untuk dihancurkan saat dia mendapat giliran.
Yerim memperhatikan dengan saksama dengan cara Hyunjin mengacak kartu. Ah, dia mencoba memanipulasi penyebaran kartu. Dia dengan sengaja mencegah kartu King tersebar ke meja. Dia menyisihkan kartu itu untuk dirinya sendiri. Tetapi niat busuk itu tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Tepat setelah tersisa tiga kartu, dia salah memberikan kartu King pada yang lain dan berakhir memegang kartu biasa. Bahkan ekspresinya sangat mudah dibaca, dugaan itu terjawab dengan mudah.
"Siapa rajanya sekarang?"
"Aku." Chaewon membalik kartu gambar yang ada di tangannya.
Asam, begitu ekspresi Hyunjin ketika dia sadar tangannya terselip dan dia gagal mengambil kartu King.
"Aku tidak tahu harus menyuruh kalian melakukan apa."
"Ayolah!" Hyunjin tiba-tiba bersuara terlalu keras, membuat semua orang terkejut. "Kau bisa minta apa saja. Balas saja dengan pertanyaan gila, atau suruh mereka melakukan sesuatu yang seru!"
Chaewon menatap pemuda itu dengan mata yang tak percaya. "Kau mau aku melakukan apa? Sesuatu yang seru? Bagaimana kalau kau dan Bomin berciuman sekarang?"
Hyunjin seketika membeku ketika Chaewon memberikan seringaian nakal dan justru menargetkan dirinya. Sang kawan-kawan tentu saja menyerukan perintah itu. Selama bukan mereka yang melakukannya, mereka tidak masalah dengan berbagai macam kegilaan apapun.
"Eonni, bukan begitu cara bermainnya." Yerim, seperti sudah dalam pengaturan yang sama, selalu bisa menghancurkan suasana hati Chaewon. "Kau tidak bisa menunjuk siapa yang akan dapat hukuman. Kau hanya bisa memilih angkanya saja," jelas Yerim seraya menunjukkan bagian belakang kartunya. "Sebutkan angkanya dulu, baru siapa yang memegang kartu angka itu yang akan dapat hukuman."
"Itu benar," Bomin membela Yerim, sekaligus dirinya sendiri. "Sebutkan dulu angkanya. Kalau kau pilih milikku, baru aku akan mencium Hyunjin."
"Dia juga tidak tahu kartuku." Hyunjin langsung menyembunyikan kartunya sendiri.
Raut wajah Chaewon berubah semakin gelap. "Baiklah, dua dan tiga berciuman." Dia melempar kartunya ke meja. "Aku benci permainan ini."
Tidak ada yang terlalu peduli dengan pendapat Chaewon tentang permainan itu, mereka lebih suka memeriksa kartu mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...