Bab4

0 0 0
                                    

Seokhyung mengajaknya bertemu. Ia tahu kalau ini bukan pertemuan yang baik terbukti dengan wajah Seokhyung yang serius.

"Apa Chanyeol tahu kalau aku mengajakmu bertemu?" tanya Seokhyung setelah gadis itu menyesap kopinya.

"Kenapa kau menanyakan itu?"

"Hmm, Seara?" Gadis itu mulai memandang Seara lagi.

"Ada yang inginku katakan padamu... Chanyeol selalu bilang kalau dia hanya menganggapmu adik..."

Seara menutunkan pandangannya sejenak. Ia tahu arah percakapan ini. Tapi, kenapa ia gelisah?

"Tapi...aku tahu kalau kau mencintainya."

Tepat sangat tepat. Tapi jika sudah kenapa bertanya?

Ia sedikit tertawa miris. "Kau tidak menyangkalnya. Itu berarti benar."

"Sebenarnya apa yang mau kau katakan?" Seara tidak nyaman dengan suasana ini. Ia ingin segera mengakhiri pertemuan ini.

Seokhyung menatapnya dengan sedih namun juga sedikit tajam seakan menegaskan dan memohon.

"Kau...bisa jauhi pacarku, Park Chanyeol?"

Benar-benar, kenapa harus Seara yang harus menjauhi? Bolehkan Seara menjadi jahat untuk sekali saja?

"Apa kau tidak percaya sama Chanyeol?" perkataan Seara seperti meremehkan.

"Apa...aku...ancaman untuk hubunganmu?"

Tampaknya Seokhyung tidak terima akan respon Seara.

"Aku memintamu baik-baik. Tapi tampaknya kau benaran ingin merebut Chanyeol dariku."

"Meminta baik-baik? Jika kau peduli dan percaya dengan hubunganmu dan Chanyeol seharusnya kau tidak perlu merasa risau akan adanya diriku." Rasanya kesal, ia tidak bisa lagi menahan diri.

"Itu karena kau selalu menempel seperti parasit pada Chanyeol."

"Hyak...bukannya kau keterlaluan?" ucap Seara tidak terima.

"Kau selalu mengganggu saat kami berdua. Apa kau tidak tahu akan hal itu? Kau pasti tahu apa yang aku maksudkan?" Seokhyung benar-benar licik, ia bahkan tersenyum mengejek.

"Jauhi Chanyeol atau aku yang akan memisahkanmu darinya...juga dari yang lain." bisiknya.

"Berhenti jadi wanita murahan dengan mendekati pacar orang lain."

Byurrr

"Seara! Apa yang kau lakukan?!"

Chanyeol berlari diikutin yang lainnya dari belakang.

Laki-laki itu tampak marah pada Seara dan menatap khawatir pada Seokhyung yang menampilkan wajah menyedihkannya.

"Kau tidak apa-apa?"

Perlakuan Chanyeol yang khawatir dengan mengelap wajah Seokhyung terlihat jelas pada wajah laki-laki itu.

"Seara, apa yang kau lakukan?"

"Chanyeol, jangan marahi Seara. Dia cuma lagi emosi aja karena aku yang gak mau nurutin permintaannya buat jauhin kamu."

Seara tidak bisa percaya ini. Apa yang dikatakan Seokhyung ada kebalikannya.

"Seharusnya aku gak izinin kamu buat ngomong sama Seara." Lalu Chanyeol menatap kecewa Seara.

"Seokhyung berbicara denganmu karena dia ingin hubungan kita membaik tapi ternyata kau masih saja tidak suka karenanya dan malah menyiramnya? Kau benar-benar membuatku kecewa."

Seara menatap yang lain yang tampak kecewa dan tak habis pikir juga semua diam dan membuang muka.

"Kau percaya begitu saja?" tanyanya pada Chanyeol.

"Semua sudah jelas apa yang aku lihat tadi."

"Apa kalian mendengar apa yang kami bicara-"

"Tidak perlu mendengar, hanya melihat saja orang lain bisa tahu apa yang terjadi." Potong Chanyeol.

"Kalau begitu percaya saja apa yang mau kalian percaya! Kau..." tunjuknya pada Seokhyung yang direngkuh erat Chanyeol takut Seara berbuat nekad bahkan Suho menahannya agar tidak mendekati Seokhyung yang membuat Seara tertawa sambil mengangguk-angguk.

Mungkin ini sudah saatnya buat ia harus betpisah sama Chanyeol dan lainnya padahal niat sebelumnya adalah ia hanya ingin menghilabgkan perasaannya pada Chanyeol hingga ia bisa berteman pada yang lainnya.

"Selamat dirimu berhasil, Kwon Seokhyung."

"Seara! Bukannya kau harus meminta maaf dulu pada Seokhyung sebelum pergi?" ucap Chanyeol.

Seara menghempas tangan Chanyeol lalu menatap nyalang dirinya juga Seokhyung.

"Bukannya seharusnya dia meminta maaf terlebih dahulu pada orang yang ia katain murahan dan parasit tadi?" tekannya.

"Seara apa yang kau katakan?"

"Berhenti berakting menjijikkan."

"SEARA!" bentak Chanyeol namun Seara tidak mempedulikannya.

"Bukannya kau sudah mendapatkan apa yang kau mau? Jadi berhenti."

Seharusnya Seokhyung merasa betuntung karena dia menyiram dengan air es bukan kopi panas milik Seokhyung. Tapi kenapa ia jadi menyesal sekarang. Seharusnya tadi ia siram pakai air panas.

"Butuh tumpangan?"

Wajah Sehun dengan kacamata hitam terlihat saat laki2 itu membuka kaca pintu mobilnya.

"Masuk."

Seara melihat kearah cafe yang memperlihatkan Chanyeol dan lainnya menenangkan Seokhyung.

Daripada ia lama-lama melihat hal lebih baik ia ikut Sehun.

BRAK!!

"Hyak! Tutup perlahan. Kau tidak tahu kalau ini mobil mahal?" gerutu Sehun.

"Diam dan menyetir dengan benar," ucap Seara kesal sambil memasang save beltnya.

"Dasar bocah apartemen. Seharusnya aku yang marah."

"Marah lain kali saja aku lagi malas menampung emosi orang."

Suasana mendadak hening.

Sehun berdehem, "sebenarnya apa yang terjadi tadi?" ucapnya ragu.

"Kenapa? Kau mau menyalahkanku juga?" Seara menatap Sehun yang menyetir.

"Apa wajahku terlihat seperti itu?" Ia menatap sekilas Seara.

"Hmm, wajahmu selalu terlihat menyebalkan." Seara membuang mukanya ke arah lain.

"Kurang ajar." umpat Sehun.

"Gini-gini aku selalu jadi penyelamatmu," lanjut Sehun.

Apa-apaan. Mana ada tuh dia nyelamatin Seara yang ada buat Seara kesal mulu.

"Seharusnya aku rekam kelakuanmu selama ini, ya sama ku? Biar kau tahu kalau kau lebih banyak nyebelinnya."

"Itu biar kau sadar diri. Lihat! Chanyeol gak lihat dirimu jugakan? Sama seperti yang selalu aku katakan."

Seara berdecak malas rasanua buat tanggapin Sehun.

"Lagian apa sih yang mau dilihat dari laki-laki tiang itu?" Cibirnya.

"Sampai direbutin cewek. Cakepan juga aku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang