Kue Kenangan

37 5 3
                                    

Suatu hari aku terbangun karena matahari yang bersinar melalui jendela aku, aku membuka jendela dan menghirup udara segar. Aku tinggal di area yang banyak pohon dan alam dengan Ibu dan ayahku, akhirnya aku memutuskan untuk keluar kamar dan meminum air putih. Tiba-tiba aku terkejut karena Ibu sudah membikin kue kecil untuk aku! Aku sudah tidak sabar untuk memakan kuenya. Aku lalu berkata kepada Ibu "Wah makasih Bu! Fumika yakin pasti kuenya enak"

Ibu tertawa kecil dan menjawab "Iya nak, kebetulan Ibu lagi ingin membuat kue untukmu" Setelah itu aku langsung memakan kue nya dan meminta lagi, karena kuenya sangat lezat!

Saat hari pertama aku ke sekolah aku sangat gugup, tetapi Ibuku bilang "Tidak apa-apa nanti Fumika makan kuenya Ibu saja, nanti Fukima pasti ada energi untuk bicara ke teman-teman mu yang baru"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat hari pertama aku ke sekolah aku sangat gugup, tetapi Ibuku bilang "Tidak apa-apa nanti Fumika makan kuenya Ibu saja, nanti Fukima pasti ada energi untuk bicara ke teman-teman mu yang baru". Setelah sekolah aku buru-buru lari ke Ibu dan bilang "Makasih Bu! Berkat kue Ibu Fumika berani membuat teman!" Kita berdua pun tertawa.

Tahun demi tahun berlalu, aku selalu mendapat kan 1 potongan kue oleh Ibu aku.. Tetapi suatu hari Ibu aku wafat karena serangan jantung ketika aku hanya berumur 10 tahun. Aku dan ayah sangat sedih atas wafatnya Ibu, akhirnya aku dan ayah memutuskan untuk menjenguk Ibu aku.

Saat aku pulang aku langsung ke kamar dan ganti baju, mengunci pintunya, dan menangis di kamar seharian. Lalu aku mengambil mainan yang dikasih oleh Ibuku, saat itu aku trauma untuk kehilangan orang yang aku sayangi lagi.

Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah tetapi aku tidak semangat seperti biasa, sikapku berubah menjadi anak pendiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah tetapi aku tidak semangat seperti biasa, sikapku berubah menjadi anak pendiam. Sahabatku Fujiko pun heran karena perubahan sikapku, di waktu istirahat kita makan bekal bersama, sahabatku melirik kepada makananku dan ia bertanya "Eh Fumika, tumben sekali kamu hanya bekal makanan berat? Biasanya kamu membawa kue buatan Ibu kamu?" Tetapi aku hanya terdiam.

Fujiko paham dan memelukku, aku pun menangis terseduh. Dan Fujiko mencoba menenangkan aku dan berkata "Iya aku paham Fumika, aku juga pernah kehilangan orang yang aku sayang. Aku traktir di kantin deh, aku traktir Es Krim buat kamu yaa"

Keesokan harinya Guru mengabari kalau Fujiko sakit demam karena terlalu banyak makan es. Di waktu istirahat aku merasa kesepian, lalu ada seorang gadis baru di sekolah yang menghampiri  dan meminta aku untuk makan disebelahku karena semua kursi sudah ditempati semua siswa. Lalu aku bilang iya, akhirnya aku dan dia makan bersama. 

Dan kita berdua pun menjadi teman, namanya dia adalah Fumino, Fumino pun membuka bekalnya dan ada sepotong kue di dalamnya. Tetapi aku tidak perhatikan, kami pun mengobrol dan bersenang-senang. Fumino tiba-tiba berkata "Eh Fumika, tolong dong habiskan kueku, aku sudah kenyang nih" Aku pun menolak tetapi Fumino bersikeras, karena itu aku pun dengan sopan menerima tawarannya.

Dan saat aku menaruh satu sendok kuenya ke mulutku, aku menyadari bahwa rasanya seperti rasa kue Ibu aku, mataku mulai berkaca-kaca dan aku mencari alasan untuk ke kamar madi agar Fumino tidak melihat aku menangis, aku kemudian bergegas ke kamar mandi dan diam-diam menangis disana.

Saat hari Sabtu aku mau mencoba untuk membikin kue sama persis seperti Ibu, aku pun mencoba dan berhasil membikin kue. Tetapi tidak sama persis seperti kue Ibu, lalu keesokan harinya aku diundang oleh Fumino untuk membikin kue bersama-sama, aku pun bilang iya dan aku mengajak Fujiko untuk ikut juga.

Kita berdua pun sampai ke rumah Fumino dan kita membikin kue bersama-sama dan kita dibantu oleh Ibu Fumino, lalu saat aku mencoba kuenya rasanya sama persis seperti kuenya Ibu. Aku sangat bahagia saat itu dan akhirnya aku sudah mengetahui bagaimana caranya untuk membikin kue yang rasanya persis seperti kue Ibu.

Tahun demi tahun sudah berlalu dan aku sudah menjadi seorang Ibu, dan aku pun membuat kue untuk anak-anak aku seperti Ibu aku. Aku juga membuka toko roti yang menjual kue yang sama persis seperti buatan kue Ibuku.


TAMAT

Pencipta cerita: Liliy Villarreal

Orang yang membantu saya membuat cerita ini: Loona Lovegood

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kue KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang