CHAPTER 17 - UNEXPECTED VISITOR

452 58 3
                                    

Cho menatap abu itu dengan datar walaupun sejujurnya dalam dirinya dia merasa tidak nyaman. Ini adalah kedua kalinya dia melihat pembunuhan vampir. Occlumency benar-benar membantu di segala situasi. Jane berdiri di sisinya menatapnya dari sudut matanya. "Aku baik-baik saja tentang pembunuhan jika kau ingin bertanya Jane." Cho tersenyum tipis sebelum berbalik untuk memungut bola kristal nya dari salju.

Dia menatap nya lekat-lekat sebelum terkejut ketika warnanya berubah merah. "Jacob seperti nya menggunakan gelang itu." Ucap Cho ia berbalik menatap Alec. "Aku akan menyusul Edward dan Bella." Ucap Cho padanya sebelum memberikan pandangan dan pengakuan pada Demetri, Felix dan Jane.

Dia menghilang dan menyisakan kepulan asap.

.....

Cho sampai ke tempat perang pecah Edward berada di sisi Bella seperti biasa menempel seolah tidak akan terpisahkan. Alice mengalihkan pandangan padanya. "Jacob hampir mengalami patah tulang yang buruk. Gelang itu benar-benar menolong." Ucap Alice dengan lega. "Masa depan berubah ketika dia menggunakan gelang itu." Lanjutnya suaranya lebih rendah dari biasanya aneh mendengar suara itu dari Alice yang biasanya selalu optimis dan ceria.

Cho mengangguk paham dia merasakan Raven gelisah di bahunya. Kemudian dia melirik ke arah semak-semak. "Keluarlah." Ucapnya datar.

Vampir itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan keluar dari persembunyiannya tapi juga tidak melarikan diri. "Kami tidak menyerang mu kecuali kau memulainya." Lanjut Cho. Gadis itu keluar. Dia nampak masih sangat muda, mengingatkan Cho pada usia Alec.

"Aku Cho, kau?"

"Bree Tanner." Jawabnya ketakutan.

"Kau cukup terkendali untuk vampir baru lahir, bukan Jasper?" Cho bertanya. Jasper mengangguk.

"Dia mencari temannya." Celetuk Edward tiba-tiba.

"Tidak ada yang lolos dari perang ini, terkecuali dia melarikan diri lebih dulu atau telah di bunuh lebih awal." Cho menjelaskan sambil mengasihani nya.

"Jika Diego yang kau cari, dia telah dibunuh oleh Riley. Hidup yang berat bukan?" Cho menatapnya dengan prihatin.

Api masih berkobar membakar tumpukan pasukan baru lahir Cho berharap tidak ada kenalan nya yang berada dalam api itu. Cho menatap nya sekilas kemudian menatap mata merah darah Bree. "Apa yang kita akan lakukan untuk dia?" Cho bertanya pada keluarga Cullen.

"Kami bisa mengambil nya. Sebagai —"

"Lakukanlah, bawa dia kembali ke Forks sebelum Volturi datang." Rosalie bergerak melakukan nya membawa vampir itu kembali ke bagian forks yang sepi manusia.

Selang beberapa saat mereka muncul, Cho menatap datar aksi dramatis kedatangan mereka. Dia tidak terbiasa dengan itu, tapi dia tidak mengatakan itu buruk. Sejujurnya mereka nampak cocok untuk melakukan hal-hal dramatis. Cho mundur perlahan-lahan dari percakapan. Dia menyentuh sekilas lengan Jasper menunjukkan bahwa dia akan pergi. Dia sudah tidak di perlukan di sini masalah Bella dan Volturi adalah masalah mereka sebelum Cho hadir. Dia tidak punya kemampuan menentang nya.

Kembali ke rumah Cho melepaskan syal, kupluk dan jaket tebalnya. Sambil bersenandung kecil. "Raven?" Cho memanggil gagak kesayangan nya untuk di beri cemilan.

"Raven??" Panggil Cho sekali lagi.

Tidak ada balasan Cho berjalan ke ruang televisi dan tiba-tiba seseorang menutup matanya. "Tebak siapa?" Cho tidak panik jelas. Orang yang bisa melewati bangsal nya hanya yang dia kenal dan tidak memiliki niat buruk. Parfum yang berbau seperti mawar sangat tidak asing bagi Cho.

"Ginny?" Tangan yang menutupi matanya lepas dan Cho menatap gadis berambut merah yang sekarang memeluknya.

"Ini sangat mendadak, maafkan kami." Ucap Ginny seraya memeluk Cho. Cho tersenyum dan tetap membalas pelukan erat Gryffindor itu.

𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang