Hanbin saat ini berada di ruang rawat di sebuah rumah sakit. Di sini, terbaring tubuh Hao, sang kekasih dengan alat-alat medis yang menempel di wajah dan tubuh Hao. Hatinya sakit melihat kekasihnya terbaring tak berdaya dengan mata yang tertutup rapat.
Setelah kejadian Hao tertancap panah hari itu, Hanbin langsung membawa Hao ke rumah sakit. Meski dokter menyatakan bahwa racun dalam tubuh Hao sudah di keluarkan semuanya, tapi Hao mengalami koma dalam waktu yang belum bisa di pastikan.
Setelah kejadian itu pula, Hanbin membumihanguskan rumah Jeonghyeon beserta mayat orang tuanya hingga semuanya hangus dan menyisakan abu.
Hanbin meraih tangan Hao yang tidak tertancap selang infus dan menggenggamnya erat.
Hanbin :"Hao hyung... Ku mohon... Bukalah matamu... Aku menunggumu disini... Hidupku rasanya kosong... Jika kau tidak ada di sampingku..."
Hanbin mengecup punggung tangan Hao dan menempelkannya di pipi. Matanya tak lepas memandang wajah teduh sang kekasih. Ia lalu teringat kenangan manisnya bersama Hao, seminggu sebelum kejadian penculikan Hao.
***Flashback***
Hanbin dan Hao sedang duduk berdua di taman kota. Melihat kolam air mancur di hadapan mereka. Hanbin merangkul mesra Hao. Sementara Hao bersandar di pundak kekasihnya itu.
Hanbin :"HaoHao..."
Hao :"Apa?"
Hanbin :"Kalau suatu saat nanti kita menikah, kau mau kita menikah di mana?"
Hao :"BinBin. Kita masih kelas 2 SMA. Kenapa kau sudah membahas tentang pernikahan?"
Hanbin :"Kau tidak mau menikah denganku?"
Hao :"Bukan begitu... Aku tentu sangat ingin menikah denganmu. Tapi, itu masih terlalu jauh"
Hanbin :"Jawab saja dulu pertanyaan ku!"
Hao :"Aku ingin sekali menikah di tepi pantai. Karena aku ingin matahari terbenam jadi saksi bersatunya cinta kita"
Hanbin :"Baiklah. Nanti kita akan menikah di pantai. Kita akan menikah saat hari ulang tahunmu"
Hao :"Kenapa saat hari ulang tahunku?"
Hanbin :"Agar kau bisa mengingatnya seumur hidupmu"
Hao :"Baiklah, terserah kau saja"
Hanbin tersenyum dan memeluk erat Hao. Hao pun membalas pelukan Hanbin.
***Flashback End***
Hanbin mulai menitikkan air matanya mengingat momen manis itu. Tidak hanya hari ini dia menangis, tapi setiap hari saat ia merindukan Hao, ia akan langsung menangis. Ini pertama kalinya ia terlihat cengeng karena orang yang ia cintai sedang berjuang antara hidup dan mati.
Kemudian, pintu ruangan terbuka dan muncul Matthew dan Jiwoong. Mereka masuk dengan Matthew membawa buket bunga mawar biru yang merupakan bunga kesukaan Hao.
FYI, Setelah kejadian mengerikan itu, Jiwoong dan Gyuvin memutuskan untuk bersekolah di sekolah yang sama dengan Hanbin. Itu juga perintah dari ayahnya Hanbin. Ia tidak tega melihat anaknya terus murung karena menunggu kepastian kondisi Hao. Dan di sana, Jiwoong jatuh cinta pandangan pertama pada Matthew. Mereka pun kini menjalin kedekatan. Sementara Gyuvin juga mulai menaruh hati pada Yujin.
Jiwoong :"Bagaimana kondisi Hao, Hanbin?"
Hanbin :"(Menggeleng)... Belum ada kemajuan sama sekali"
Matthew :"Kau yang sabar, Hanbin hyung... Kami yakin, Hao hyung akan secepatnya sadar dari komanya. Ini, aku membawa Mawar Biru kesukaan Hao hyung"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the two world | BinHao [END]
Fiksi Penggemar"Kau tau kan? Aku ini sesosok Manusia Serigala. Bagaimana bisa aku mencintai manusia biasa sepertimu?" - Sung Han Bin - "Aku tidak peduli. Mau kau manusia serigala, vampir, atau makhluk immortal lainnya. aku akan tetap mencintaimu. karena kau separu...