Bunyi flush kloset yang nyaring membuat telinga Jaehyuk berdengung. Kepalanya terantuk-antuk menahan pusing. Dengan segala usaha dia mencoba mempertahankan kesadarannya yang sudah diambang batas. Baru saja akan beranjak dari posisi berjongkoknya, Jaehyuk kembali menundukkan kepala dan memuntahkan segala isi perut yang saat ini hanya berupa cairan saja.
Dia terbatuk sejenak sebelum mengangkat kepalanya lagi. Pandangannya mengabur oleh air mata dan rahangnya kebas akibat terus menganga. Merasa sudah cukup puas, Jaehyuk beringsut menyender ke dinding pembatas bilik toilet itu tanpa peduli bersih atau tidak. Dia sekedar ingin mengistirahatkan diri karena tenaganya terkuras banyak.
Suara musik EDM terdengar samar. Pintu toilet itu cukup baik untuk meredamnya. Biarlah Jaehyuk berdiam dulu di sini sembari menenangkan jantung yang sedari tadi terasa ditabuh keras. Mungkin sekitar sepuluh menit dia akan terlelap sebentar sampai dirinya sanggup untuk keluar dan pulang ke rumah.
Apa sudah sepuluh menit?
Jaehyuk membatin saat kesadaran mulai membawanya kembali ke bilik toilet. Kepalanya masih pusing dan pandangannya tetap mengabur. Tapi dia ingin pulang sekarang.
Maka dengan tertatih, Jaehyuk mencoba mengangkat tubuhnya dan menyeret kaki keluar dari bilik toilet. Tepat ketika pintu bilik itu tertutup, Jaehyuk kembali merasa mual dan langsung berbalik kembali. Sayang, kakinya tersandung kotak sampah besar yang abai diperhatikannya dan nyaris berakhir jatuh tersungkur kalau saja sebuah tangan tak buru-buru menahan perutnya, membuatnya kemudian justru limbung ke belakang dan terduduk menimpa seseorang.
Jaehyuk tak sempat memproses apa yang terjadi karena isi perutnya sudah lebih dulu mendesak untuk dikeluarkan. Cairan bercampur aduk lolos membasahi sebagian kemeja dan celananya. Kepala Jaehyuk tertunduk-tunduk, menahan sakit pada tenggorokannya yang sudah tidak tau harus mengeluarkan apa lagi namun terus dipaksa. Sedangkan perutnya bergejolak sampai rasanya seluruh organ di dalam sana ingin mencuat keluar.
Air mata mengalir dari sudut matanya. Jaehyuk lelah. Dia secara refleks bersandar pada dada bidang yang di belakangnya.
"Sudah selesai?"
Perhatian Jaehyuk teralih pada suara berat yang terdengar di telinganya. Dia baru tau sedari tadi selain tangan yang melingkar di perutnya, ada sebelah tangan lagi yang memijat lembut tengkuknya, membantu Jaehyuk untuk menuntaskan muntahannya.
Segera saja Jaehyuk menoleh dengan mata memicing untuk menangkap presensi orang itu. Meskipun terlihat samar, Jaehyuk tau orang itu, laki-laki yang memiliki tubuh tegap. Barulah pula dia sadar, posisi tubuhnya saat ini berada di atas tubuhnya. Dengan tergesa Jaehyuk membuat dirinya berdiri di atas kaki sendiri.
Laki-laki itu sigap membantu Jaehyuk untuk tetap tegak. Tangannya memegang kedua sisi tubuh Jaehyuk karena dia terus bergoyang di tempatnya.
"U-uh, terima kasih." Ucap Jaehyuk sambil mencoba menangkap penuh kesadarannya.
Laki-laki itu menggumam menerima ucapan terima kasih yang Jaehyuk sampaikan.
"Oh, pakaianmu terkena muntah."
Mata Jaehyuk menunduk untuk memperhatikan pakaiannya. Tak sempat dia mendapati bekas muntahan yang dimaksud, tubuhnya lebih dulu dibawa untuk duduk di atas kloset. Dia merasakan laki-laki itu meraih bidet dan menyemprotkan air dengan pelan. Rasa basah mengenai kulit wajah di sekitar mulutnya. Mengusap lembut berulang kali.
Setelah itu, bidet dinyalakan lagi. Kali ini gusakan terdengar di pakaiannya. Entahlah, Jaehyuk masih belum bisa melihat dengan jelas. Tapi sepertinya laki-laki itu sedang membantu membersihkan muntahan yang menempel di pakaiannya itu. Jaehyuk hanya memperhatikannya dengan pandangan dan kesadaran yang mengawang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lucky Find | a Jeongjae Fanfic
FanfictionGlad it's you out of that fucking 8 billion people bxb fiction! not relate to face claim real life mature