"Sebenarnya, apa alasan kamu ingin membunuh Andrew?" Naina Morgan dengan santai bertanya di tengah kebisingan kafe. Di tengah waktu senggang jadwal syutingnya, ia menyempatkan diri untuk bertemu dengan teman-teman yang lain.
Di antara mereka semua, Naina yang paling sibuk. Ia sungguh bekerja keras walau Jane yakin jika Naina bisa hidup tanpa perlu bekerja. Harta keluarga Morgan yang menggunung bisa membiayainya bahkan hingga cucu-cucunya kelak. Kehidupan yang diidamkan beberapa perempuan. Tipikal trophy wife.
Di sebelah Jane ada Jillian Parker. Ia adalah saudara kembar Mirael Kassa Parker yang juga sepupu Jane. Banyak orang tidak akan menyangka jika Jill dan Kassa adalah saudara kembar. Secara fisik, Jill dan Kassa tampak tidak identik dan berbeda.
Rambut mereka sebenarnya coklat, namun tuntutan Jill sebagai seorang idol membuatnya mengganti rambut coklatnya menjadi blonde sebagai identitas agar lebih mudah dikenal. Wajah keduanya pun tak terlihat sama. Jill terlihat seperti Papanya sementara Kassa nampak seperti Mamanya.
Mula-mula Jane hanya mengenal Jill dan Kassa karena keduanya merupakan sepupunya. Namun, karena Jill dan Naina berteman sejak keduanya menjadi seorang trainee di sebuah agensi, membuat Naina sering bergabung dan Jane jadi dekat dengannya.
Semakin dewasa, Naina menyadari minatnya lebih banyak di dunia film dan drama. Hal ini yang membuat ia pindah haluan dan menjadi seorang aktris. Sementara Jill, ia masih bertahan dengan menjadi idol dengan jutaan penggemar.
Setiap pergi ke mana saja, Jill dan Naina tidak melupakan masker dan topinya. Membawa Jill dan Naina di publik tentunya sedikit merepotkan. Namun, terlalu sering di rumah tentu membosankan.
Naina meminum Red Velvet Latte yang ia pesan sembari memperhatikan Jane yang tengah memikirkan jawaban yang pas. Jane melirik semua mata yang mengamatinya. Jill dan Kassa memperhatikannya dengan seksama. Mereka sepertinya cukup penasaran dengan jawaban apa yang akan Jane ucapkan.
Jill membenarkan rambut blonde-nya dengan tangan kanannya. Kemudian menopang dagunya dengan tangan itu. "Katakan kenapa kamu tiba-tiba ingin membunuh Andrew?"
"Ini ada masalahnya dengan saham perusahaan keluargaku." Jawaban singkat itu semakin menarik minat mereka.
"Memangnya, ada apa dengan saham keluargamu?" Kassa menyahuti.
Jane menghela nafasnya pelan. Ia pikir, tidak ada salahnya jika teman-temanku tahu soal ini. Mereka tentu tak asing dengan Andrew. Bahkan, mungkin mereka lebih mengenal Andrew dibanding Jane. Jill dan Kassa tentu lebih sering bertemu Andrew karena Sean sering mengajak teman-temannya datang ke rumah. Oleh karena itu, Jane memberanikan diri menceritakan semua hal yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Cerita bermula saat Andrew Morgan yang tiba-tiba menguasai saham perusahaan tas mewah milik keluarga Jane. Andrew membeli saham diam-diam hingga saham tersebut hampir menyaingi saham keluarganya. Kepanikan tentu terjadi di tengah keluarga. Om Richard menemui Kento Yamaguchi, tetapi Kento tidak semudah itu akan memberikan sahamnya untuk Om Richard. Sampai akhirnya Om Richard tahu jika Kento justru ternyata cukup dekat dengan Andrew Morgan.
Om Richard merasa tidak mampu lagi bernegosiasi dengan Kento, hingga akhirnya Om Richard mendatangi Andrew dan menawarkan kerja sama. Om Richard meminta Andrew agar tidak membeli saham melalui Kento. Sebagai gantinya, Andrew meminta Jane untuk menjadi tunangannya. Merasa permintaan itu dapat dikabulkan, Om Richard langsung menyetujui itu. Tentunya tanpa mendiskusikannya dengan Jane.
Semua teman-temannya tahu kalau Jane tidak berencana menikah dalam waktu dekat. Usulan pernikahan itu tentunya ditolak mentah-mentah olehnya. Tidak patah semangat, Om Richard memancing kemarahan Jane hingga ia mendatangi Andrew di kantornya. Ia begitu hanya karena Andrew sudah menandatangani kontrak kerja sama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Games With Love
ChickLitAndrew penasaran dengan Jeanne Clark-teman adiknya. Ia pikir rasa penasaran itu akan usai ketika ia memutuskan mengenalnya lebih dekat. Tetapi, ternyata tidak sesederhana yang ia pikirkan. Games With Love | The Alexandria #1