Pagi hari di kediaman Hyuuga, seorang putri yang cantik jelita dan diberi penganugerahan nama oleh kaisar sendiri dengan julukan Putri Byakugan sedang dirias oleh beberapa pelayan. Diberi nama Putri Byakugan adalah karena leluhur dari pihak ibunya adalah penakluk Byakko dengan nama Hinata pula. Bahkan nama ayah dari Hinata Onmyouji adalah Hiashi.
“Wah! Hinata-sama tampak sangat cantik. Ootsutsuki-sama pasti langsung terpikat dengan wajah dan kepribadian Hinata-sama.” puji seorang pelayan tua kepada sang Penerus Hyuuga.
“Pujian Sakura-san berlebihan sekali.” Hinata tersipu malu.
Akarishoji——pintu geser——terbuka, tampaklah Hiashi dengan wajah kakunya berdiri dengan kedua tangan yang bersidekap. Dia meneliti sang putri. Meski terlihat tanpa emosi, tetapi di dalam hatinya sedang bergejolak, layaknya api putih yang siap membakar.
Wanita tua bernama Sakura itu pamit undur diri, memberikan ruang kepada tuannya tersebut.
“Hinata, sering-seringlah berkirim surat.”
“Apakah Otou-sama akan merindukanku? Aku belum pergi saja sudah dirindukan.”
“Kau bergurau? Kau adalah penerusku, suratmu adalah hal yang harus aku laporkan kepada kaisar.”
Hinata tersenyum geli. Ayahnya malu mengakui perasaan yang sesungguhnya. Alasan Hiashi juga menggelitik. Untuk apa surat Hinata kepada sang ayah harus dilaporkan kepada kaisar?
Perempuan ningrat itu pun langsung menghampiri ayahnya yang tepat di sebelah pintu geser. Kemudian mendekap sang ayah sambil tertawa. Hiashi tersenyum tipis.
Lalu, anak dan ayah itu bersama-sama keluar menuju pintu utama kediaman Hyuuga. Di sana telah ada Hizashi dan beberapa utusan Ootsutsuki untuk menjemput Putri Hyuuga.
Ada sebuah desas-desus, bahwa Putri Byakugan dan bunga Daffodil dengan warna cerah adalah satu nyawa. Sebab keduanya bisa memancarkan pesan kegembiraan, ketenangan dan perasaan damai hanya dengan melihat mereka. Hari ini semua kabar angin itu menjadi hakikat bagi mereka yang melihat putri Hyuuga Hiashi.
“Aku akan membakar istana Ootsutsuki jika sesuatu hal terjadi kepada putriku.” Hiashi mengancam.
Semua serempak menunduk, melakukan penghormatan kepada Hiashi, selaku ketua Klan Hyuuga.
Seorang pemuda asing yang ada di sana menjadi perhatian Hiashi. Ia menanyakan identitas si pria. Meskipun Hizashi sudah mengatakan kepada kakak kembarnya bahwa orang tersebut adalah Hatamoto dari Tuan Tanah Kaum Ootsutsuki, tetap saja ayahanda Hinata ingin mengetahui lebih jelas dari sumbernya langsung. Sebab keamanan putri semata wayangnya ada pada lelaki yang mengaku sebagai anasir di bawah panji Ootsutsuki.
“Namanya Tsuk——”
“Aku tidak berbicara padamu, Hizashi.”
Hinata yang hendak dibawa oleh tandu menyadari sesuatu. Dia paham watak ayahnya. Hiashi tengah waspada. Baik kepada utusan Ootsutsuki maupun pamannya, Hyuuga Hizashi. Gadis itu mafhum mengapa ayahandanya memerintahkan untuk sering-sering berkirim surat. Sudah jelas ada intrik. Mulai detik ini, tugas dan hidupnya tidak mudah.
“Toneri. Namaku Ootsutsuki Toneri, Hiashi-dono. Aku putra dari Ootsutsuki Tsukiyoshi. Aku datang atas titah ayahanda untuk menjemput calon istriku, Hyuuga Hinata.”
Hizashi menganga. Dia mengumpati pemuda itu dalam hati, “Bocah Rusia Sialan! Berani benar dia mengaku sebagai putra dari Ketua Klan Ootsutsuki.”
Sementara Ootsutsuki lain memang sengaja menutup mulut. Bukan karena mereka disuap, tetapi menghindari kemungkinan buruk yang akan Hiashi lakukan. Mereka akan menyelesaikannya nanti, melibatkan ketua kaum mereka tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Moon
FanfictionHinata bertemu dengan Toneri ketika salju turun, tatkala musim dingin menggerogoti pada Zaman Kaisar Meiji duduk di takhta Krisantemum. Lalu, mereka pun berpisah di musim dingin berikutnya, di bawah sinar rembulan. ❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️...