Arc 1 Chapter 16 : Ujian Tahap Pertama

1.6K 229 11
                                    

[Viera PoV]

Keesokan harinya, para murid akademi mulai berlayar menuju pulau dimana akan dilaksanakannya ujian bertahan hidup tahap pertama.

"Hey Viera, dimana Kapten? Aku belum melihatnya sama sekali hari ini?" tanya Eric, salah satu rekanku di komite disiplin.

"Dia sedang tidur di kabin kapal."

Kemarin malam, Kapten mengajakku untuk menghancurkan kapal bajak laut yang ada di Rocky Island. Aku tidak percaya dia melakukannya.

Kapten dengan mudah mengalahkan setengah dari ratusan bajak laut itu juga mengalahkan Bos mereka yang tampak jauh lebih kuat darinya. Itu membuatku berpikir, bagaimana mungkin dia kalah oleh Brian yang hanya sebatas murid Akademi?

"Begitukah? Well... Instruktur Torun sedang mencarinya untuk membicarakan masalah keamanan dengan Dewan Siswa," kata Eric menunjuk Instruktur yang sedang berdiri di dekat haluan bersama dengan beberapa anggota Dewan Siswa lainnya.

"Biar aku saja yang berbicara dengan mereka."

Aku lalu berjalan menghampiri mereka. Terlihat seorang pria anggota Dewan Siswa mengerutkan alisnya tanda tidak puas.

"Dimana Ketua kalian? Kami ingin membicarakan mengenai keamanan pada perjalanan kali ini dengannya," kata Pria tersebut.

"Kapten Raul sedang beristirahat, Aku yang akan mewakilinya dalam pembicaraan ini."

Mendengar kata-kataku, mereka semua memandang satu sama lain. Wajah pria yang bertanya tadi mulai terlihat kesal.

"Cih, sebagai seorang Ketua, bagaimana mungkin dia bermalas-malasan ketika saat-saat penting seperti ini? Kita berada di lautan sekarang, terdapat kasus perompakan yang terjadi di sekitar area ini beberapa hari yang lalu!" komplain anggota Dewasa Siswa tersebut. Kalau tidak salah, namanya adalah Senior Ian.

Well... Kekhawatiranmu itu tidak akan terjadi hari ini, Aku dan Kapten telah menghancurkan armada kapal mereka semalam. Tetapi, mengapa Kapten melarangku untuk memberitahu pencapaian kita ke mereka?

"Kalian tidak usah khawatir mengenai serangan para Bajak Laut, kami akan dengan mudah mengatasinya jika mereka menyerang," kataku walaupun Aku sudah mengetahui bahwa perjalanan ini akan aman-aman saja.

"Jangan bercanda! Bagaimana mungkin kau bisa yakin seratus persen bahwa kita tidak akan diserang? Sudah banyak korban dari para bajak laut ini! Mengingat kita adalah sebuah rombongan besar, mereka pasti akan tertarik untuk menyerang kita," balas Senior. Dia cukup keras kepala juga. "Ketua, sudah kubilang mengangkat bangsawan busuk sepertinya menjadi Ketua Komite Disiplin adalah sebuah kesalahan besar! Dia hanya merekrut orang-orang tidak berguna seperti ini!"

Mendengar dia menghina Kapten dan yang lainnya seperti itu membuat emosiku naik. Aku ingin menghajar pria ini. Aku tahu kelompok kami sebelumnya berisi murid-murid yang bermasalah. Tetapi, kami sudah mencoba berubah. Berkat bimbingan Kapten, kami telah jauh berkembang daripada sebelumnya.

Kami... Bukanlah sampah!

"Murid-murid gagal seperti kalian sehar—"

Sebelum dia dapat menyelesaikan kata-katanya, secarik kertas tiba-tiba terlempar mengenai wajahnya. Aku berbalik, terlihat Kapten Raul sedang berjalan kemari.

"Sial, siapa yang berani melemparku dengan benda ini!?" kata Senior mengambil kertas yang menghalangi wajahnya dengan kesal.

Aku sebisa mungkin menahan tawaku melihat Kapten memperlakukan Senior seperti orang bodoh.

"Kau sepertinya harus memperbarui informasi yang kau punya, Senior," kata Kapten seraya menunjuk secarik kertas yang Senior pegang.

"Huh? Apa maksudmu—" Suara Senior tertahan ketika membaca isi kertas yang tidak lain adalah sebuah koran informasi itu.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang