Sebelum baca jangan lupa vote ya, gratis kokk ^^
Happy Reading✨
---
"Kok yang ini ga ada jenggotnya?"
"Lo gila ya?!" suara itu menginterupsinya. Pandangannya beralih ke seorang gadis yang bisa ia tebak lebih muda darinya, anak SMP mungkin? Apa tadi? Lo? Sangat tidak sopan. Padahal dirinya lebih tidak sopan mengintip di rumah orang hahaha.
Setelah adegan mengendap-endap nya yang gagal, disinilah sekarang Tasya kepergok oleh dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan.
"Gila? Siapa yang gila? Enak aja gue waras sehat gini dibilang gila"
"Kalo bukan orang gila, terus ngapain ngendap-ngendap di depan rumah gue? Oh atau jangan-jangan bener lagi kata kakak gue, lo mau maling kan di rumah gue? Ngaku lo?!"
Fitnah memang kejam, apalagi tidak ada bukti. Tapi tidak ada yang bisa menghentikan asumsi tuduhan itu untuk Tasya, karena gerak geriknya sangat mencurigan. Apalagi tempat yang Tasya berusaha intip saat ini bukan sekedar rumah mewah biasa, ini lebih seperti istana negara. Tapi maling mana yang mau mencuri di pagi hari, dimana jam-jam orang mulai beraktifitas? Maling yang sangat tidak profesional.
Tasya berdiri kaku di tempatnya. Ia bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin kan dia jujur. Tapi dia juga tidak mau disangka maling.
"Woi jawab! Malah bengong lagi. Atau gue panggil security mau lo?"
Tasya tersentak, alih-alih menjawab pertanyaan tidak sabaran dari gadis disebrangnya, ia malah beralih menatap laki-laki yang berada di samping kirinya.
Laki-laki itu terlihat seumuran dengannya, tampan sangat tampan, mata tajam yang menatap sayu sekaligus intimidasi ke arahnya, kedua tangan yang ia masukkan ke saku celana menambah kesan cool penampilannya.
"Wah bener-bener minta di panggilin security nih orang keknya, disuruh jawab malah ngeliatin kakak gue" gadis itu sudah berbalik badan dan mengambil ancang-ancang akan berteriak.
Tasya yang sadar apa yang akan dilakukan gadis di depannya itu segera mendekat dan membekap mulut gadis itu sebelum berteriak memanggil security.
"Mpphhhssttttt" racauan tak jelas yang keluar dari mulut gadis yang sedang di bekap Tasya.
Laki-laki tampan itu menatap datar ke arah dua gadis itu dan memilih melangkah pergi masuk ke arah rumah mewahnya, tidak minat dengan mereka berdua.
"Makanya sabar kek, main panggil panggil security aja lo mak lampir" setelah mengatakan itu Tasya segera melepas bekapannya dari mulut gadis itu.
"Huekkk tangan lo bau tai"
Sontak reflek Tasya mencium bau tangannya, mengecek apakah iya tangannya bau tai.
"Mana ada njir, nih mana bau tai lo kali tuh nyium bau mulut lo sendiri bau jigong" ucap Tasya tak mau kalah.
Gadis itu tak menghiraukan ucapan Tasya, ia sibuk merapikan rambut dan penampilannya yang berantakan karena di bekap oleh Tasya.
Tasya yang baru sadar tinggal mereka berdua saja di tempat itu lantas mendekat ke arah gadis di depannya, berniat membisikkan sesuatu.
"Tadi itu kakak lo?"
Tak langsung menjawab, gadis itu melirik sinis ke arah Tasya mendengar pertanyaan Tasya, "Kalo iya kenapa? Ganteng banget kan kakak gue. Secara adeknya aja cantik membahana kaya gue. Kenapa? Naksir lo sama dia? Dih, gue ga akan kasih restu ya buat lo"
'dih pede banget' batin Tasya.
"Ngga ngga kok tenang aja, gue ga naksir kakak lo yang tadi. Tapi mungkin gue naksir kakak lo yang lain" ucap Tasya sambil cengar cengir andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASYA
Teen Fiction"Kok yang ini ga ada jenggotnya" yuk bisa yuk mampir yuk:) note : Teen Romance (18+)