Bahkan kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan. Kata bahagia akan kehilangan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kesedihan. Akan lebih bijak jika kita menerima segalanya dengan kesabaran dan ketegaran, karena mungkin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HENGGAVORIA the reasons why I stay with you
🪷
Selama perjalanan menuju rumah keluarga Cakrawala, Vyora terus diam memandang jalanan ramai kota Jakarta. Tak ada satupun orang di sana yang berusaha memecah keheningan, tak ada kata atau kalimat yang terlontar sejak Vyora masuk ke dalam mobil hitam, yang memang menjemput dirinya bersama Davis di perumahan. Entah itu adalah mobil keluarga Vyora atau bukan, yang jelas keadaan tersebut tidak membuat suasana hati si gadis membaik setelah mengetahui fakta baru tentang dirinya.
Fakta bahwa Vyora adalah sepupu Davis dan mereka merupakan bagian dari keluarga Cakrawala. Keluarga yang belum pernah Vyora ketahui sebelumnya namun pernah dia dengar namanya dari perkataan seseorang. Ya. Itu dari perkataan seorang wanita muda dibayangan Vyora.
PIP
"Ini kartu tol nya, pak"
"Terima kasih"
Pemandangan jalan kota metropolitan mulai berganti menjadi pepohonan rindang yang terjejer rapi di sisi jalan. Vyora bisa menebak jika mereka sudah keluar dari wilayah Jakarta. Apakah rumah keluarganya memang sejauh itu dari pusat kota? Kenapa?
"Berhenti" suara Davis tiba-tiba mengintrupsi di tengah kondisi mobil yang begitu hening
Vyora menoleh ke sisi kanan, mendapati sang kakak, juga supir keluarganya yang terdiam cukup lama. Mereka bahkan tidak bergerak dan terus memandang waspada ke sekitar.
"Ada apa?" lidah Vyora tidak tahan untuk bertanya. "Apa kita udah sampai?"
Davis melirik Vyora sekilas, jemarinya mengambil kalung dalam saku, kemudian meraih senjata api, dan sebuah kantung hitam bulat dari dasboard mobil.
"Kak Davis"
"Keluar dari mobil, Vyora. Kita akan masuk ke rumah lewat pintu belakang" setelah mengantungi senjata itu, suara Davis berubah menuntut
Vyora mengunci mulutnya, ia coba mengikuti arahan dari laki-laki Anggara untuk turun dari mobil dan berjalan kaki melewati hutan. Tidak tahu kenapa, aura di sekitar mereka menjadi begitu menegangkan.
"Terus jalan di belakang aku dan jangan lakuin hal apapun"
"Kenapa?"
Kepala Davis berputar menatap Vyora. "Karena mereka ada di dekat kita. Di depan, samping, dan belakang. Mustahil buat kita maju sampai gerbang tapi engga mungkin juga kalau kita harus mundur tanpa kemenangan. Jadi lebih baik kita ambil jalan tengah dan tunggu sampai mereka menghilang dengan sendirinya" semoga saja
Gadis bersurai legam di sana tak kembali menjawab. Ia memutuskan diam lalu melakukan apa yang Davis perintahkan. Terus berjalan di belakangnya dan tidak melakukan apa-apa.
