⚜GGMGM 14⚜

6.7K 241 2
                                    

“Musibah pada sebagian hamba, terkadang menjadi nikmat bagi hamba yang lain”

- Syekh Muafa
























para Ustadz dan juga para pengurus pondok putra dibuat uring-uringan dengan sifat Gus Fachrul yang sangat dingin, dan cuek. terlebih lagi, Gus Fachrul kini sangat suka melamun. kalau ditanya 'kenapa' pun, pasti jawabnya 'tidak apa-apa'.

Tettt.. Tettt.. Tettt..

Bel makan sudah berbunyi dari pondok putra. mungkin, di pondok putri juga sudah berbunyi. menandakan waktu makan sudahlah tiba.

Gus Fachrul nengeceki satu persatu kamar pondok putra. ia hendak menyuruh mereka untuk cepat-cepat mengambil makan. agar tidak kehabisan. karna, mereka juga harus berbagi dengan Santri putri.  "heyy! cepat ambil makan! yang piket ngambil makan disini siapa?!!"

laki-laki yang memakai kaos hitam yang bertulisan 'Mas Santri Keche' itupun ia mengacungkan tangannya. "ana Gus,"

"cepat ambil! kamu mau nggak kebagian makan?! hah?!!"

"se-sebentar Gus. a-ana mau nyari peci ana dulu"

Gus Fachrul menaikkan satu alisnya. "memangnya, peci kamu kemana?! makanya, kalau peci tuh, dipake terus. jangan disimpanin! faham kamu?!!"

laki-laki itu mengangguk pelan. "fa-faham Gus.."

tanpa mereka sadari, sepasang mata sedang memperhatikan mereka.

Ustadz Reza dibuat geleng-geleng kepala melihat sikap Gus nya yang berubah drastis. sikapnya yang dingin, cuek, dan sering marah-marah.  "Gus Fachrul.. Gus Fachrul.. dia lagi kenapa sih, Zak?"

"biasaa.. efek si Zahra nggak mau nikah sama dia, ya, jadinya gitu. sering marah-marah"

"ini nggak bisa dibiarin Zak! ayo kita ngomong ke Zahra!" ajak Ustadz Reza

"males ahh.. ente aja sana!"

"dih. nggak bisa gitu. intinya, ente juga harus ikut" Ustadz Reza menarik pergelangan nya Ustadz Zaki untuk dibawa menuju pondok putri.

ternyata, belum sampai diarea pondok putri saja, mereka berdua sudah menemukan Zahra yang tengah sedang menyapu halaman. sepertinya, Zahra sedang menjalankan piket..

tanpa menunggu lama lagi, Ustadz Reza dan juga Ustadz Zaki menghampiri nya.  "Assalamu'alaikum Zahra.."

"Waalaikumsalam. e-eh.. Ustadz.. ada apa ya tadz?"

"ini, Zaki mau ngomong sama kamu"

Ustadz Zaki membelalakkan matanya.  "What?!! kok jadi ana sih?! bukannya ente yang mau ngomong?" bisik Ustadz Zaki dengan nada kesalnya

"ck! ente aja lah.. ana bingung, mau ngomong nya kayak gimana" bisik Ustadz Reza

"ya, nggak bisa gitu. kan, dari awal kamu yang pengen ngomong sama dia. kok jadi ana?"

"ckck! fine. ana yang ngomong,"

"jadi begini Zah.. kita cuman mau nanya. apa benar, kamu menolak pinangan dari Gus Fachrul?"

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang