Happy Reading!!
Typo tandi seng" ROBERT SIA-." Ucapan Xeon terhenti karena seseorang membuka pintunya ditambah lagi udara malam ini begitu dingin entah sejak kapan dan sedikit sesak mungkin?
Tidak tau saja jika para keluarganya tengah menatapnya dingin karena mendengar bibir mungil itu mengeluarkan kata kotor.
" Siapa yang mengajari dirimu untuk berkata kasar? Bukankah keluarga kita tidak pernah mendidik anaknya menjadi berandal, lalu apa ini? Dirimu dengan lantangnya mengatai orang tua atau karena dia bawahanmu?." Ucap Jemian dengan tatapan menghunus kepada anak bungsunya.Robert sebenernya ingin berbicara, namun melihat kode yang tuan besar berikan ia jadi urung untuk mengeluarkan suara.
" Robert kembali ke tempatmu dan segera bersihkan benda putih pada wajahmu itu."
Ya benar, Robert lah sang tuyul itu ralat tuyul bangkotan maksudnya. Robert sebenarnya hanya ingin mengecek apakah bayi kambingnya sudah tidur atau belum, bukan wajah manis yang terlelap ia dapatkan tapi kambing gila seperti akan dikurbankan.
Setelah Robert keluar suasana semakin keruh ditambah Xeon yang ikut menatap mereka tanpa rasa takut. Hey? Memangnya mereka siapa harus dia takuti.
Prok Prok Prok
" Wah keren sekali tua bangka ini membuat spekulasi, bagaimana diriku yang tidak punya sopan santun katanya...atau malah berandalan, hahaha " Perut Xeon rasanya begitu geli mendengar pernyataan itu, sial hiburan malam ini begitu lucu.
" Sekarang dirimu begitu lantang mengatakan padaku tentang sebuah keluarga, padahal diriku saja tidak tau apa itu keluarga. Ayah Ibu Kakak, yang ku tau hanyalah diriku sendiri tanpa adanya siapapun. Tapi mau sekeras apapun aku menolak, faktanya kalian lah bagian dari hidupku. ASAL KALIAN TAHU!! DIRIKU SELALU BERANDAI-ANDAI HIDUPKU AKAN SEINDAH DONGENG TIDUR YANG ROBERT BACAKAN SEBELUM DIRIKU TIDUR, BAHKAN MIMPI PUN TAK SUDI MENGHAMPIRIKU SEAKAN AKU HARUS SADAR AKAN KENYATAAN KALAU KALIAN MEMBENCI DIRIKU. AKU SELALU BERUSAHA UNTUK JADI SEMPURNA TAPI APA YANG KALIAN BERIKAN? TIDAK ADA!! BAHKAN UNTUK TERSENYUM PADAKU SAJA KALIAN ENGGAN, AKU JUGA SEORANG ANAK YANG MEMBUTUHKAN SEORANG KASIH SAYANG BUKAN PATUNG YANG DIBUAT PERAJIN HANYA UNTUK DIPAJANG!! AKU JUGA MEMILIKI HATI, HIKS. KALIAN SELALU MENYALAHKANKU ATAS KEPERGIAN MOMMY TAPI APAKAH KALIAN PERNAH MEMIKIRKAN PERASAANKU YANG BAHKAN TAK PERNAH MELIHATNYA. AKU TAK TAHU APAPUN, AKU LELAH, JIKA AKU BISA AKU INGIN MENUKAR DIRIKU DENGAN NYAWA MOMMY AGAR KALIAN HIDUP BAHAGIA..." Xeon berucap panjang lebar dengan berurain air mata, dirinya begitu tersulut emosi kala keluarganya terus menyalahkan. Biarkan, biarkan mereka tau apa yang dia rasakan selama ini, toh mereka pasti tidak akan peduli.
Semuanya terdiam atas keluh kesah yang selama ini belum pernah mereka dengar dari sosok kecil itu, mereka begitu larut dengan kesedihan mereka tanpa tau orang lain terbunuh perlahan dengan itu.
" Kenapa kalian semuanya diam? Terlalu kaget mendengar fakta yang begitu menyakitkan ini, Ah maaf mungkin menyenangkan untuk kalian, jika aku pergi apakah kalian akan hidup bahagia? " Xeon berucap dengan air mata yang terus membasahi pelupuk matanya, tanpa mereka sadari Xeon berjalan mendekat arah balkon dan melakukan hal yang tidak akan mereka duga.
" Terimakasih untuk semuanya dan semoga Daddy bahagia dihari ulang tahun Daddy kali ini, selamat ulang tahun Daddy." Xeon tersenyum teduh menatap anak adam yang berlari mendekati dirinya namun sebelum itu terjadi, dirinya sudah terjatuh bersimbah darah sama seperti di kehidupannya dulu, bedanya sekarang dari atas balkon kamar.
Kini sosok kecil itu tiada, berharap hadiah berharga ini menjadi awal kebahagiaan keluarga Ranendra.
END.
Bersyandaaaa~~~
tbc, mari kita lihat nasib para Ranendra selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Xeon Afriel
Teen FictionXeon Afriel, remaja itu tampak kesal setelah membaca novel berjudul Serendipity, novel klise tentang pertemuan tak disengaja gadis lugu dengan male lead yang akhirnya jatuh cinta. "Cerita apaan sih, masa figurannya mati cuma karena ga sengaja numpah...