Bagian 4

2 1 0
                                    

Gua seneng liat lu ketawa selepas ini, walaupun gua ga pernah tau apa yang lu sembunyiin. Bahagia terus yah". Rizka

"Id, sebenernya ini gua mau kirim ini ke elu dari lama banget tapi gua baru dapet nomer lu dari grup olimpiade" Chat Rizka

"Hahahaha... tawa Zaid setelah melihat video dari Rizka" Respon Zaid

"WKWKWKWKKWK astagfirullah Riz, gua ngakak banget liat ini" Jawab Zaid

"Wkwkwkwkwkwk, besok kita liat yah, kelucuan apa lagi yang mereka akan buat!" Jawab Rizka

"Wkwkkwkwk okehdeh. See you tomorrow yaa!" Balas Zaid

_______________________________________________________________________________________

SMA BINA MASYARAKAT 1....

"Guys, kumpul dulu dong! Gua mau ngasih pengarahan" Teriak Ahsan

*Semua panitia pun telah berkumpul*

"Arahan masih sama seperti kemarin, pokokya semua stay fokus yah, langsung standby di tempat masing-masing kalau juri udah masu, terus dokumentasi kipas udah di majuin semua, jadi kemungkinan besar overhead lagi gak ada, tapi tetep pantau aja. Selebihnya masih sama kaya seleksi kemaren. Tapi gua cuma minta kalian lebih fokus yah. Arigato semua" jelas Ahsan panjang

"Okeiii, juri udah didepan, sekarang stand by diposisi kalian masing-masing" Perintah Ahsan

Saat akan mulai standby. Zaid, Anwar, Merdiko, dan Abdul berkumpul untuk berdiskusi sebentar


"Soo, kata Ahsan sekarang kita juga harus jaga proyektor. Satu yang samping kiri dan samping kanan. Jadi menurut kalian baginya mau gimana?" Tanya Zaid

"Gua sama Abdul aja yang jaga proyektor" Jawab Merdiko sangat semangat, terlihat mereka berdua sudah sangat akrab.

"Okeh, jadi kalian jagain proyektor. Plis guys jangan asik sendiri, soalnya kita udah ditegur sama Ahsan" Jelas Zaid

"Okehh, kita berdua kesana sekarang" Kata Merdiko

"Sip" Singkat Zaid

"Hmmmm... Ciee yang abis chattan sama Rizka" Ledek Anwar ke Zaid

"Apa sih? Dia tiba-tiba ngechat gua.." Balas Zaid

"Hah Mang eakkk? Bukanya elu yang ngechat Rizka duluan??" Ledek Anwar lagi yang merasa dirinya benar

"Kok lu bisa tau sih, tapi wajar si kalo lu tau kan lu om-nya" Jawab Zaid, dengan sedikit senyum tipis

"Yailah, kalo mau chat,slepcall,vc dia tiap hari juga gapapa kali, Gak gua ganggu kok" sahut Anwar dengan senyum meledek

Saat Zaid dan Anwar sedang berbincang-bincang datang Rena dan nimbrung bersama mereka.

"Ehh Rena, lu gak didepan?" tanya Anwar

" Gaaa.. disana udah banyak. Jadi kata Ahsan gua bantu didokum aja." Jawab Rena

"Ohh gitu.... Yaudah lu milih bareng Merdiko didepan atau bareng kita disini?" tanya Anwar dan dengan cepat dijawab oleh Rena.

"Mau disini aja, gapapa yah??" tanya Rena

"Gimana Id??" tanya Anwar meminta persetujuan Zaid

"Ayoo aja gua sih" Jawab Zaid

"Yaudah lu disini aja" Jawab Anwar

~WhatsApp kara messēji ga chakushin shite imasu~

"Dokum! Fokus dong, slidenya diganti" Chat Ahsan didalam grup pensi

"Aduhh Id sampe lupa gua buat ganti slide" Ungkap Anwar dengan panik.

"HEH!Astaga! Jangan bikin jantungan deh!" kesal Zaid

"Haduh galak banget Zaid, gak salah si Ahsan milih lu" Gombal Rena

"Apasihh" Jawab Zaid

"Masih marah Id?" tanya Rena

"Gak, emang siapa yang marah?" tanya Zaid

"Tuh muka lu kek gitu, itu marah namanya" Jawab Rena

"Ih ga gitu, emang gini mukanya" Jawab Zaid

"Hahahahaha.... oiya ya bener juga" Jawab Rena dengan gemas karna sikap langkah yang dimiliki Zaid

"Perhatian untuk semua panitia, sekarang sudah waktunya untuk makan siang. Seperti 

kemarin, kalian diberi kesempatan 30 menit untuk istirahat. Dan 5 menit sebelum seleksi dimulai kalian harus sudah standby lagi" Teriak pak Muslim dan dibalas dengan anggukan oleh semua panitia tanga mengerti.

Makan siang pun terus berlanjut hingga seleksi dimulai lagi

"Ciee barengan kesininyaa, Kiw kiw " ledek Zaid yang sontak membuat Anwar dan Rena tersipuh malu dan dilanjutkan dengan tawa Zaid yang sangat lepas.

"Gua seneng banget Id lu ketawa selepas ini, walaupun gua ga pernah tau apa yang lu semunyiin dibalik tawa lepas lu itu, bahagia terus yah Id" Batin Rena

"Astaga Id, lu receh banget sihh hahaha" sambung Anwar

"Emang adanya gini kenapa lu? BLEEE!" Ejek Zaid

"Galak amat yah Tuhan, kuatkan hambamu ini". Jawab Rena sambil mengelus dadanya.

Saat sedang bercerita, Rena ingin mengambil ponselnya yang ada di dlam tasnya. Dan secara tidak sengaja, Rena mengeluarkan sesuatu yang membuat Zaid terkejut.

First Love By OrunawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang