Eunxi menatap heran sekaligus khawatir ke lima remaja yang kini sedang duduk di salah satu meja di cafenya.
Bagaimana tak khawatir jika wajah mereka semua penuh luka lebam dan bekas darah?
"Mereka kenapa, sih? Bikin khawatir aja anak muda jaman sekarang." gumamnya.
"Ya begitulah remaja laki-laki." balas Renhao, seorang staf cafe, sambil beranjak ke arah meja mereka dengan nampan berisi sekotak P3K dan air minum.
Junhao menekan lebam di ujung bibirnya dengan kesal.
"Bajingan..." desisnya.
Tak hanya Junhao, yang lainnya pun sama. Mereka hanya bisa berdiam diri sambil menyentuh luka-luka di wajah masing-masing yang seakan membuat gila saking sakitnya.
Terlebih Tianrun...- luka lebam yang kemarin malam saja masih terasa basah, sekarang harus bertambah lagi yang baru.
"Ini..."
Semuanya mendongak ke arah Renhao. Pria itu berkacak pinggang sambil menggelengkan kepala.
"Aku tau kalau anak muda memang sangat bersemangat jika sudah berkelahi...- tapi kalau sampai seperti ini, siapa yang rugi?" serunya, membuat yang lain sontak menunduk dalam diam.
Junhao mendongak, dan memukul kepala Zhicheng dengan keras.
"Kali ini lo bener-bener keterlaluan!!"
Zhicheng hanya bisa diam saat sang kakak membentaknya dengan marah. Junhao memang menyeramkan jika sedang serius seperti ini.
"Gue gak pernah ngelarang lo buat godain cewek sana-sini...- terserah!! Tapi lain kali lo kudu tau siapa yang lo godain!" tunjuk Junhao sambil mendorong kepala Zhicheng dengan telunjuknya.
Zhicheng tau diri.
Ia tau ia salah, makanya tak berani menatap balik Junhao dan hanya diam menunduk.
"Lihat! Sekarang lo bikin yang lain ikut kena..."
Junhao terus mendorong kepala Zhicheng, membuat Tianrun yang duduk di sebelahnya merasa tak tahan dan akhirnya menarik tangan laki-laki itu untuk berhenti.
"Udah, berhenti... Adek lo juga gak tau, jangan nyalahin dia kayak gini." serunya, lalu menoleh menatap Zhicheng. "Lo juga...- lain kali jangan sembarangan kenal cewek."
"Maaf..." lirih Zhicheng.
Yang lain hanya menghela nafas berat, tak tau harus berkata apa lagi.
"Dasar... Kalian berulah lagi..." komentar Zuohang.
Ia melirik si kembar sejenak, lalu kembali sibuk membenarkan ponsel Jiaxin yang layarnya nyaris hancur. Beruntung mesinnya masih bisa menyala, meski layarnya harus mati sebelah.
"Jiaxin... Kayaknya lo tetep harus ganti layar di toko, de...-"
Zuohang perlahan menelan kembali sebagian katanya saat matanya melihat gambar wallpaper di ponsel Jiaxin. Meski terpotong sebelah, tapi masih jelas terlihat note tentang tagihan pembayaran uang sekolah yang diberi font merah...-
SRAK!
Zuohang menatap Jiaxin yang tiba-tiba merebut ponsel tersebut dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roomates 18 | TNT & TF FAMILY
FanfictionTNT时代少年团~ with TF BOYS and TF FAMILY Kumpulan 10 kisah berbeda dari pengalaman para penghuni ROOMATES 18. Cinta, kehidupan, mimpi, persahabatan, dan masalah keluarga..- adakah yang menurutmu menggambarkan pengalaman hidupmu sendiri? Mari kita menjad...