Hari sudah malam, jam sudah menunjukkan pukul 10 tetapi aku masih tetap di depan laptop, pekerjaan ini kenapa menyusahkan sekali, apa Seokjin sudah selesai, ah pasti pria itu sudah selesai dan sedang santai sekarang. 'Ding' tiba-tiba ponselku berbunyi, siapa yang masih bangun jam segini lima anak kelas sebelas yang selalu tidur malam, jangan bilang itu mereka. Aku mengambil ponsel yang tergeletak di sebelah laptop, Seokjin tumben sekali pria ini.
"Ya Seokjin tumben sekali, ada apa?"
"Tidak apa, kau sudah selesai tugas besok."
"Sedikit lagi, kau?"
"Sudah, tapi aku tidak yakin karena ini tugas paling aneh yang pernah kudapat."
"Ya aku juga, ya sudahlah yang penting besok aku mengumpulkan tugas, aku sudah tidak peduli lagi dengan nilai tugas ini."
"Ya, ya sudah kalau begitu sorry mengganggumu malam-malam."
"Ya tidak apa."
"Sudah kerjakan lagi tugasmu."
Seokjin menutup telfonnya, ah pria itu selalu seperti ini.
Semua sudah selesai dan aku sudah bisa tenang di atas tempat tidur, ya aku harap aku bisa tenang, tapi kenapa wanita itu terus terbayang ah Yoongi ayolah kau tidak bisa seperti ini. Aku mencoba menutup mata, mencoba untuk tertidur yeah mungkin ini berhasil.
~~~
Cahaya dari luar berhasil masuk ke dalam kamarku dan sukses membuat mataku terbuka, oh ayolah aku baru bisa tidur jam sebelas dan sekarang aku masih mengantuk jadi biarkan aku tidur sebentar.
Aku terpaksa bangun dan berjalan ke arah kamar mandi seperti orang mabuk, apa hari ini aku harus masuk sekolah, malas sekali rasanya.
~~~
"Kau sudah bangun Yoongi?" Eomma mengagetkanku yang masih fokus dengan beberapa lembar kertas di tanganku, "ne..." aku menjawab santai tanpa berpaling dari kertas-kertas menyebalkan itu.
"Yoongi" suara appa terdengar sedikit ditekan, baiklah kali ini aku harus melupakan sebentar kertas-kertas ini. Aku duduk di kursi di seberang eomma.
"Yoongi."
"Ne."
"Lihat appa."
"Aku melihat appa setiap hari."
"Yoongi."
Ok aku harus melihat ke arah appa.
"Ada apa?"
"Kau kelas dua belas?"
"Ne."
"Dan kau belum memiliki..."
"Pacar, appa ayolah aku masih ingin sekolah, aku juga tidak menemukan wanita yang kuinginkan."
"Wanita seperti apa lagi? Yang cantik, eomma yakin wanita seperti itu banyak di sekolahmu."
"Aku mencari seorang wanita yang bisa menerimaku apa adanya aku, baik dan tidak pernah protes dengan hobiku, apa ada wanita seperti itu, itu susah dicari."
"Kau pasti akan mendapatkannya."
"Ya aku berharap seperti itu."
Aku mengambil roti yang sudah ada di depanku sebagai sarapanku dan memakannya dengan masih berkutat pada tumpukan kertas yang masih mengganggu otakku ini, ah menyebalkan sekali kertas-kertas ini.
~~~
AUTHOR POV
"Shin Kei" seorang siswi dengan name tag memanggil siswi lain yang sedang sibuk dengan bukunya, siswi itu menoleh dan mendapati temannya itu sedang berlari ke arahnya, yang lebih tepatnya ke kursinya.
"Kei."
"Apalagi?"
"Kau tahu kan pendaftaran anggota baru tim basket minggu depan."
"Ya aku tahu, tapi tunggu kau kan tidak pernah mau ikut tim basket."
"Aish aku memberitahumu, kau kan ingin ikut tim basket, kalau aku lebih baik belajar dance atau rap."
"Ah terserah."
"Jadi bagaimana kau ikut?"
"Entahlah aku juga bingung."
"Kau ini, ikut saja siapa tahu temanku yang paling tidak suka pria mendapat kakak kelas."
"Maksudnya?"
"Kau bisa berpacaran dengan seniormu."
"Ah kau ini jamgan berpikiran yang macam-macam, lebih baik kau saja yang pacaran."
"No."
"Terserah."
Kei kembali ke bukunya sedangkan Hae Ra mengambil ponsel dan headsetnya.