Selamat Membaca...
.
.
.
"Rahasia, jika kamu bisa merahasiakan dari semua orang. Aku juga bisa merahasiakannya dari mu kan." balas bisik Sky
Sky kembali menatap Airene dan tersenyum. Dan kembali mengulurkan kedua tangannya ke arah Airene. Kali ini Airene menerimanya.
Saat Airene sudah berada di dalam gendongan Sky. Ia kembali berbisik,
"Terima kasih."
"Untuk?" tanya Sky
"Semuanya. Kamu juga tidak memaksaku untuk berbicara. Dan kamu seperti mengerti dengan semua yang aku inginkan."
"Tidak perlu berterima kasih. Ini sudah menjadi tugasku. Karna kita saudara." bisik Sky
Mendengar itu, Airene kembali menatap wajah Sky.
"Jadi-
"Huss, nanti dia mendengarnya." bisik Sky
"Kamu tau soal dia." bisik Airene
"Tentu, dia mengawasimu dan aku mengawasinya. Aku baru tau soal kita dan dia. Saat dengar kabar, jika bang Er membawamu ke mansion ini." bisik Sky
"Jadi kamu, benar kembaran ku?" bisik Airene
"Iya, aku lah saudara kembar mu. Bukannya Airena."
"Tapi bagaimana bisa." bisik Airene
"Rahasia, kamu tidak perlu memikirkan ini. Biar aku yang urus. Dan kamu bisa menjalankan misi mu itu. Aku tau, apa yang kamu cari tentang dia."
Airene tidak menjawab. Tapi ia semakin mengencangkan pelukannya pada leher Sky.
"Ini rahasia kita berdua, oke. Aku bahagia, ternyata aku bukan lah bungsu keluarga ini. Aku menyayangimu Airene."
"Jadi, orang tua kandung ku adalah mama dan papa."
"Tentu saja"
"Pantas saja, warna mata dan rambut kita sama seperti papa"
"Ya, karna aku lah kembaran mu dan papa adalah orang tua kita. Dan saat sekolah nanti. Aku akan menutupinya dengan lensa kontak dan mewarnai rambutku"
"Kenapa?" tanya Airene
"Agar aku bisa menjagamu dari dekat."
"Apa, tapi-"
"Aku memang menyuruh mu untuk menjalankan misi mu. Tapi aku juga ikut serta dalam misi itu. Jalan satu satunya dengan menyamar menjadi orang lain. Aku sudah menyewa sebuah kamar di kontrakan dekat sekolah. Hanya kamu yang tau ini." jelas Sky
Airene tidak menjawab, karna ia sedang menangis saat ini. Dan Sky tentu tau jika Airene sedang menangis, karna pundaknya terasa basah. Tapi ia memilih diam dan mengusap rambut panjang Airene. Dan melangkah keluar dari ruangan itu menuju ranjang tidur.
"Aku tidak sendiri lagi. Aku memiliki seseorang yang bisa membantu ku dan mereka rela berkorban demi aku. Aku harus segera menyelesaikan ini semua. Dan kembali pada mereka." batin Airene
Saat mereka keluar dari ruangan itu. Terlihat abangnya Zaiden, yang sudah duduk di ranjang bersandar pada headboard.
Melihat kedua adiknya itu, Zaiden ingin bertanya. Tapi diurungkan, setelah melihat kode dari Sky. Yang menyuruhnya untuk diam, karna adik perempuan nya sedang menangis. Jadi ia memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis bisu itu, ternyata.[hiatus!]
Teen FictionCerita ini hanya tentang seorang gadis. Yang saat kecil bisa berbicara. Berubah jadi gadis pendiam, yang dijadikan pelampiasan emosi. Semua kesalahpahaman dimasa lalu, yang membuat ia dituduh menjadi tersangka. Sejak saat itu. Gadis itu berubah menj...