18). Selama kamu bahagia

170 15 9
                                    

HAPPY READING!!

_________


2 hari telah berlalu. Alexa masih tetap tidak menemui suaminya, bahkan surat cerai yang telah ia janjikan kepada Zergan tertunda begitu saja.

Alexa benar-benar menghilang dari kehidupan Zergan namun hatinya serta pikirannya masih mengarah kepada lelaki itu.

"Mi, katanya Papi bakal pulang cepat-cepat, tapi kok belum pulang?" tanya Rafa.

Alexa terdiam. Ia sengaja menyembunyikannya dari Rafa, karena ia tidak ingin kembali membuka luka anaknya ini.

"Kemarin malem Papi telepon Mami, katanya pulangnya lusa." jawab Alexa di iringi senyumnya.

"Afa mau telepon Papi!" pinta Rafa.

"Papi lagi sibuk Fa, jangan di ganggu yah, nanti kita teleponnya, oke?" Rafa menggeleng. Beranjak dari duduknya, menarik-narik tangan Alexa.

"Enggak mau Mami! Afa maunya sekalang!" Alexa menggeleng.

"Nanti aja ya Fa?"

"Enggak mau!"

"Rafa nurut."

"ENGGAK MA–"

"RAFA NURUT KATA MAMI!"

deg

Rafa menundukkan kepalanya. "I'm fine, Mi." cicit Rafa berlari pergi memasuki kamarnya.

Alexa memejamkan matanya, tak seharusnya ia membentak anaknya seperti itu.

"AAAAA!"

Prang

Rafa di balik pintu kamar sana terdiam melihat kemarahan Maminya yang setelah sekian lama tidak dirinya perlihatkan.

Rafa memilih menutup kembali pintunya.

Alexa menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 1 siang. Ia lupa hari ini acara perusahaan Andersn.

.....

"Hen, tetap gaada kabar dari Alexa?" Hendra menggeleng dengan pertanyaan Liam barusan.

"Sudahlah kalian, biarkan wanita itu, dia tidak pantas untuk anak saya. Liat saja, suaminya sudah koma selama 2 hari tapi dirinya tidak ada kabar, istri macam apa?" ucap Roberto di sela-sela perbincangan Liam dan Hendri.

"Apa yang Anda katakan kepada Alexa sampai membuatnya menghindari Zergan?!" Roberto memutar bola mata malas.

Devan mendorong bahu Liam dari hadapan Papahnya. "Dia lebih tua dari lo, sopan dikit bro." kata Devan. Setelah hari itu Devan di bawa ke rumah sakit dan ternyata dirinya memakan obat tidur.

Flower terdiam menatap putranya di dalam ruang sana. "Nak, maafin Bunda."

.....

Hisapan asap rokok keluar dari mulut lelaki yang terduduk di tepi tebing gedung rumah sakit.

"Daff." panggil seseorang membuat lelaki yang bernama Daffa itu menoleh ke arah sang empu.

"Yah bro?" ucapnya dengan suara seraknya. Sungguh perempuan mana pun yang mendengarnya akan melayang.

"Panggil anak-anak Ostard buat cari Alexa sampai ketemu."

Setelah hari itu, Alexa menghilang dari rumahnya.

Daffa turun dari tepi tebing itu. Menginjak puntung rokok sisanya.

My chosen destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang