When I Grow Up- Chapter 1 [Second Life- another flashback]

1.1K 41 0
                                    

|When I grow up things I think will change 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|When I grow up things I think will change 

Everything, everything|

. . .

"Rayya, Ayahnya mau berangkat itu. Bangun dulu yuk!" Jeonghan menepuk pelan pipi bayi 16 bulannya. Jam menunjukkan pukul 8 pagi waktu Singapura. Sudah kebiasaan meski kantor Seungcheol masuk pukul 9, sebagai pimpinan, suaminya akan datang lebih awal dan tentu si kecil tampan ini belum mau bangun dari mimpi indahnya.

"Yayah?" matanya belum terbuka sempurna. Mulutnya mengecap dan Jeonghan tertawa karena anaknya seperti masih mengigau dengan piyama yang membalut tubuhnya hangat.

"Ayah udah sarapan di bawah, ayoo Rayya bangun juga yuk, Nak." Jeonghan tak tahan untuk tak mengecup seluruh permukaan wajah bayinya. Tangan kanannya mengelus pelan rambut tebal itu lembut dan Jeonghan begitu bersyukur karena bulu mata panjang nan lentik itu diwariskan suaminya cuma-cuma pada putranya.

Jeonghan sabar sekali menunggu anaknya berguling pelan di atas ranjang mereka.

Iya, mereka.

Rayya, 16 bulan akhirnya tidur dengan Ayah dan Yandanya di ranjang yang sama. Lupakan segala sleep training apalah apalah karena ternyata setelah 6 bulan, Jeonghan dan Seungcheol masih tak rela pisah kamar dengan sang putra. Terus berlanjut hingga si kecil usia 16 bulan sekarang. Ah...sudahlah, Rayya tidur sendiri di kamarnya urusan belakangan. Sekarang karena mereka hanya bertiga dan masa kecil tak akan bisa diulang, biarkan saja mereka tidur bersama.

"Yayah..." suara bocah itu masih serak khas bangun tidur dengan rambut tebal mencuat sana-sini dan kedua tangannya terulur meminta gendong pada Ayahnya yang tenang sekali sarapan dengan egg benedict, menu kaya protein yang rutin Seungcheol konsumsi karena ia butuh memberi asupan pada ototnya yang sedang aktif-aktifnya latihan tuk marathon nanti.

Menikah lebih dari 2 tahun, Jeonghan masih belum mau ikut-ikutan hobi suaminya marathon apalagi triathlon apalah itu. Tak terbayang ia harus berkomitmen latihan paling tidak satu tahun, sebelum akhirnya 'berlaga' dari satu negara ke negara lain. Suaminya sudah dapat 4 medali dari 6 World Marathon Majors. Tokyo, New York, Chicago, dan Boston. Masih sisa dua lagi tuk lengkap koleksinya dan Seungcheol masih berusaha membujuk Jeonghan tuk turut serta bersamanya. Tapi yah....mau bagaimana...

"Baju Ayah udah rapi, nanti kusut lagi kalo Rayya masih gendong gitu." Jeonghan merapikan rambut belakang Rayya. Anak itu malah minta pangku menghadap Ayahnya dan menyandarkan kepalanya pada dada Seungcheol yang berbalut kemeja tanpa jas. Masih ngantuk sekali tapi anak ini sudah paham kalau ia lanjut tidur, Ayahnya pasti sudah menghilang saat ia membuka mata. Drama lagi nantinya.

"Rayya mau cicip sarapan Ayah?" Seungcheol mencium puncak kepala anaknya sayang. Tangan kirinya menahan badan Rayya sementara tangan kanannya menyuap sarapannya. Ia merasakan anaknya bergerak dan menengok ke belakang, tanda si kecil tertarik dengan makanannya.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang