YUANFEN || Part 04

249 105 39
                                    

"Kak! Ayo, ih, bangun." Wanita paruhbaya kini sedang menggoyang-goyang kan bahu anaknya yang belum juga bangun. Padahal kini matahari sudah menampakkan dirinya.

"Kak, kalau masih belum bangun juga drakor yang ada dilaptop kamu Mama hapus, ya," ancam Miranda__mama Lyra. Ujung bibirnya tertarik keatas saat Lyra langsung beranjak duduk.

"Cepat mandi sana. Makanya kalau malam jangan begadang, jadi susah bangun pagi, kan."

"Iya, Ma, Iya." jawab Lyra pasrah dengan kedua mata yang masih terpejam.

Setelah Lyra mendengar langkah kaki sang mama keluar, dan suara pintu kamarnya yang tertutup, Lyra kembali merebahkan diri kekasur empuknya.

"Pagi, Ma, Pa," sapa seorang gadis manis beramput sebahu yang memakai seragam sekolah putih biru.

"Pagi sayang, ayo sini makan dulu," suruh Miranda.

"Kakak mana, Ma?" tanya Cyra__adik Lyra.

"Lagi mandi," jawab Miranda sambil menyiapkan lauk pauk ke meja makan persegi empat.

Mereka bertiga sudah siap dikursi masing-masing untuk makan, namun mereka harus menunggu Lyra yang belum juga keluar dari kamarnya.

"Kok kak Lyra lama? Cyra udah laper," lesu Cyra dengan kedua bahu menurun.

"Sabar sayang, sebentar lagi ju-"

"Assalamualaikum!" teriak seseorang dari arah luar yang memotong ucapan Miranda. Wanita itu beranjak dari duduknya kemudian keluar melihat siapa yang datang.

"Eh, Leo, kirain siapa."

"Hehe, bukan penagih hutang kok, Ma," canda Leo yang kemudian mendapat cubitan kecil diperutnya. Dia hanya terkekeh. Keluarga Lyra sudah seperti keluarganya sendiri, jadi dia memanggil orang tua Lyra dengan sebutan mama dan papa. Begitu juga Lyra pada orang tua Leo. Mereka sudah sangat akrab.

"Ayo masuk, belum makan, kan? Kebetulan Mama lagi ada makanan kesukaan kamu."

"Wah, kalau begitu dengan senang hati, Ma, ayo," ajak Leo yang langsung mendahului Miranda kedapur.

"Eh, Leo, sini duduk," suruh Izar__papa Lyra. Leo mengambil kursi kosong lalu duduk disamping Izar.

Dia melihat satu kursi lagi yang masih kosong disamping Cyra. "Lyra mana?" tanya Leo pada Cyra yang sedang bersandar lesu pada sandaran kursi.

"Gak tahu, belum keluar kamar," jawab Cyra. Leo mengerutkan keningnya. Apa gadis itu belum bangun juga?

"Tadi sudah Mama bangunin, masih mandi mungkin," sahut Miranda lalu duduk dikursi yang berhadapan dengan Cyra.

"Pingsan di kamar mandi mungkin, Ma," tutur Cyra yang langsung mendapat teguran dari Izar.

"Leo, coba kamu lihat deh," suruh Miranda kemudian mendapat anggukan dari Leo.

Leo berjalan menuju lantai atas kamar Lyra. Pintu yang berwarna pink dengan stiker besar bergambar doraemon itu masih tertutup. Leo mengetuk pintu itu dan memanggil nama Lyra namun gadis itu tak juga menjawab.

"Apa jangan-jangan pingsan beneran, ya?" gumam Leo bermonolog. Dia langsung saja memutar knop pintu kamar Lyra dan sedikit mengintip. Matanya terbelalak melihat Lyra yang masih tertidur di kasurnya, padahal tadi Miranda bilang Lyra sedang mandi.

"Buset, udah mau jam tujuh lo masih tidur? Lo mau telat, hah?!"

Duk!

Lyra merasakan sakit di sikunya, dia langsung membuka matanya dan mendapatkan dirinya yang terduduk dilantai dengan Leo yang dihadapannya sedang berdiri sambil berkacak pinggang.

YUANFEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang