sembilan belas

41 3 0
                                    

🫁🫁🫁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🫁🫁🫁

Velin kecil hanya mengangguk membalasnya, masih sambil menangis. Ia memeluk G-Ma kembali.

Velin melihat itu semua di belakang mereka, air matanya sudah keluar dari tadi tampa ia sadari.

"G-Ma sayang kamu"

💎💎💎

Gelap

Semua gelap, tiba - tiba kilasan antara G-Ma dan Velin kecil menghilang digantikan dengan kegelapan. Walaupun begitu kesedihan masih membekas, Velin menghapus air mata yang masih keluar. Semua kenangan masa lalu, yang Velin simpan dan ia kunci rapat - rapat menguar, membuat rasa mencekat seperti ada sebuah tali yang membungkus hati dan lehernya, mengeluarkan rasa sakit tiada tara. Kenangan singkat dengan satu - satunya orang yang merawatnya sekaligus satu - satunya orang yang ia tahu hanya G-Ma yang dirinya miliki. Ia masih sambil terus melangkah tidak tahu dimana tujuan dan ujungnya Velin mencoba menenangkan jiwa dan perasaannya. Sulit. Rasanya sungguh menyakitkan.

Karena dirinya berjalan sambil menunduk Velin tidak menyadari dari kejauhan ada se-titik cahaya. Semakin ia berjalan cahaya itu semakin besar dan menderang, Velin tidak menyadarinya karena masih terbelenggu dengan rasa yang tidak bisa diungkapkan. Hingga ia melewatinya baru Velin mendongak karena setelah melewati cahaya tersebut rasa hangat mulai menguar ke tubuhnya.

=====

Di sebuah lorong rumah sakit Vektor melangkahkan kakinya, di ikuti di samping kanannya,Moris yang selalu ada di sampingnya berjalan ke sebuah ruang inap yang di depannya terdapat 2 penjaga.

Mereka menundukkan badan memberi hormat kepada Vektor saat Vektor sampai di depannya. Vektor mengangguk lalu membuka pintu ruang tersebut, sedangkan Moris Vektor suruh untuk tidak ikut kedalam.

Ia membuka pintu ruangan yang di tempati Velin 1 bulan ini lalu menutupnya kembali. Dirinya mendekati ranjang yang diatasnya terdapat Velin yang terlihat lebih kurus karena hanya mengonsumsi asupan dan vitamin melalui selang dan infus. Sudah 1 bulan, namun belum ada tanda - tanda perkembangan yang signifikan untuk Velin melewati komanya.

Vektor berdiri disisi kanan, menatap Velin dengan pandangan yang selalu datar namun sulit diartikan apa yang ada didalam pikirannya.

Lama ia hanya berdiam diri sambil masih melihat Velin, kemudian Vektor terhenyak. Tiba - tiba keluar air mata dari mata Velin. 'apa yang sedang dilaluinya' ucapnya didalam hati. Vektor kemudian mengambil tisu yang tersedia lalu menghapus air mata yang keluar dari mata Velin. Dirinya menghapus secara perlahan agar tidak menyenggol selang yang terpasang. Namun mukanya semakin mengkerut, air mata tak henti keluar dari mata Velin. Vektor kemudian mengambil tisu kembali dan mengelap kembali air mata yang keluar dengan telaten.

VELINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang