"Mas." Shella menghampiri Davin dengan semangat, saat melihat kedatangan pria yang kini telah resmi menjadi mantan suaminya.
"Sedang apa kamu di sini?" Davin menatap sinis mantan istrinya itu, sorot matanya pun penuh kebencian.
"A-aku mau ketemu kamu, Mas! Aku pengen minta kesempatan supaya bisa balik lagi sama kamu!" Shella mencoba meraih tangan Davin, yang sayangnya langsung di tepis kasar oleh pria itu.
"Kamu pikir saya bakal mau?" Davin menatap jijik Shella yang tengah mengusap tangannya, terlihat sedikit memerah karena pukulannya tadi, "Cih! Saya gak sudi, mungut sampah kayak kamu!"
"Aku minta maaf, Mas. Sekarang aku udah tinggalin dia, demi bisa balik ke kamu." Shella menitikkan air mata, yang telah susah payah ia keluarkan.
"Jangan bercanda, Shella. Saya bahkan tau kalau kamu sudah tinggal serumah sama dia, sejak saya usir kamu dari rumah ini." Davin tersenyum bengis, matanya memindai ke depan rumah besar miliknya, yang terdiri dari dua lantai.
"Nggak, Mas." Shella menggeleng tegas, "Mas salah paham! Yang Mas dengar itu kebohongan!"
"Beruntung saya masih berbaik hati untuk tidak menjebloskan kamu ke penjara, karena telah berselingkuh selama dua tahun ini."
"Aku nyesel, Mas! Aku minta maaf sama kamu." Shella meluruhkan tubuhnya, bersimpuh di hadapan Davin.
"Sekarang kamu pergi, jangan muncul di hadapan saya lagi." Davin menatap benci Shella, ia tidak akan berbelas kasih atas pengkhianatan yang telah Shella lakukan.
"Nggak mau! Saya pengen kembali sama Mas! Saya nyesel karena sudah berbuat salah karena alasan kesepian." Shella merangkak ke kaki Davin, memeluknya erat sambil menangis histeris.
"Kamu tau kalau apa yang kamu lakukan salah, jadi sudah sepatutnya kita berpisah!" Davin berusaha melepaskan kakinya dari jeratan Shella secara kasar.
"Jangan kayak gini, Mas." Shella semakin erat memeluk kaki Davi, "Aku mohon kasih aku kesempatan buat perbaiki semuanya!"
"Saya akui, saya juga salah karena selalu sibuk kerja, sering pergi keluar kota atau keluar negeri demi urusan kerja, tapi itu gak menjadikan kamu selingkuh dengan alasan kesepian." Davin menghempas sangat kasar tubuh Shella, yang akhirnya melepaskan kakinya.
"Aku nyesel, Mas! Aku minta maaf." Shella dengan bercucuran air mata kembali merangkak pilu ke kaki Davin, ia bahkan bersujud penuh permohonan, agar Davin mau kembali menerimanya.
"Kamu tidak menyesal, Shella. Kamu hanya tidak rela untuk kembali hidup miskin." Davin tersenyum sinis, lalu memanggil penjaga rumah agar mengusir Shella.
"Aku gak mau pergi, Mas! Aku mau tetap di sini sama kamu!" Shella mengamuk saat dua pria tinggi berbadan tegap yang menjadi penjaga rumah, menarik paksa tubuhnya.
Davin hanya menatap diam, tanpa ada sedikitpun rasa kasihan terhadap Shella, yang tengah berusaha mati-matian agar tidak diusir, oleh kedua penjaga rumahnya.
"Aku bakal datang lagi ke sini buat temui kamu, Mas!" Shella menitikkan air mata palsunya, kakinya menendang-nendang ke depan saat dua orang itu mengangkat tubuhnya secara paksa.
"Percuma kamu datang ke sini, karena rumah ini akan aku jual segera." Davin tersenyum puas saat melihat wajah nelangsa Shella.
"Kamu tega Mas jual rumah yang ada kenangan kita berdua di sini!"
"Saya tega?" Davin menatap marah Shella, "Tega mana sama kamu yang sudah selingkuh selama ini? Padahal kamu tau saya jarang di rumah karena sibuk kerja! Selama ini pun kamu selalu saya manjakan dengan semua harta yang saya punya! Jadi jangan salahkan saya, kalau sekarang kamu kembali saya buat miskin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR DADDY | 21+ (END)
Romance• CERITA DEWASA • Erina Bestari, gadis 19 tahun yang merasa hidupnya tak tahu arah saat orangtuanya memilih jalan cerai karena kesalahan papanya yang selingkuh. Erina yang kesepian dan kekurangan kasih sayang akhirnya bertemu dengan Davin Mahendra...