Twenty eight✓

3.4K 159 13
                                    

"Sebaik-baiknya rumah adalah keluarga yang lengkap dan penuh kasih sayang, tapi sayangnya gue nggak bisa dapetin itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebaik-baiknya rumah adalah keluarga yang lengkap dan penuh kasih sayang, tapi sayangnya gue nggak bisa dapetin itu."

- Haikal Mahendra.

Dua motor besar berwarna hitam memasuki halaman mansion mewah bak istana di negri dongeng. Setelah sampai memarkirkan motor mereka, kedua lelaki itu melepas helm full face yang menutupi wajah tampannya. Salah satu diantara mereka melongo melihat betapa besar mansion yang berada tepat di depan matanya.

"Cak, ini beneran rumah lo? gilak udah kayak istana aja. Satu bulan gue nggak ke rumah lo, udah ganti aja nih rumah." tanya Haikal, matanya masih menatap mansion di depannya dengan takjub.

Kedua lelaki itu adalah Haikal dan Cakra, tadi setelah berolahraga bersama Geng Gubluk Cakra sempat di telpon oleh Mommy nya. Mommy menyuruhnya untuk memberitahu Haikal agar cowok itu menginap di mansion untuk menemaninya. Karena Daddy dan Mommy nya akan menginap di hotel yang berada tepat di samping cafe miliknya.


Jadi cafe milik cakra itu bersebelahan dengan hotel milik pamannya, hotel yang akan di inapi oleh Daddy dan Mommy nya.

Cakra menghela nafas lelah, "ck, lo kayak nggak tau Mommy aja."

"Jadi ini rumah baru di renovasi?" tanya Haikal ngegas.

"Mansion kal, bukan rumah." sudah ribuan kali ia mengingatkan teman tidak waras nya itu kalau tempat tinggalnya itu mansion bukan rumah. Tapi lelaki itu tidak pernah menggubrisnya.

"Ck, sama aja, ini juga kayaknya di perluas nggak sih cak?" Haikal masih setia menyusuri setiap inci dari rumah milik Cakra yang sepertinya baru selesai di renovasi beberapa minggu yang lalu.

"Dahlah nggak usah ngedumel lo, ayok masuk." Cakra berjalan di ikuti Haikal di belakangnya.

Mata Haikal tidak bisa diam, selalu bergerak kesana kemari melihat semua sudut bangunan yang ada. Lelaki itu agak mempercepat langkahnya hingga dia sekarang berada tepat di sebelah Cakra. "cak, kira-kira habis uang berapa ya buat renovasi rumah lo kemarin, eh salah mansion maksudnya."

Cakra berdecak, dia tetap tidak mau menanggapi pertanyaan Haikal yang menurutnya tidak begitu penting.

"Selamat malam tuan muda dan tuan Haikal."

Sapa dua orang berpakaian hitam dengan badan berotot serta kepala botaknya sambil membungkukkan kepalanya hormat. Saat Cakra dan Haikal sampai di anakan tangan pintu masuk utama mansion itu.

Rumah Tanpa Jendela [VER LENGKAP DI NOVELTOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang