Sebenarnya sih Kala belum pernah pacaran sebelumnya, menembak Selatan pun tiba-tiba saja terlintas dalam otaknya, melihat cowok itu yang ganteng, gagah, juga cocok di jadikan pacar. Sebenarnya lagi kalau cuma ganteng maka ketiga cowok konyol yang berada di rumahnya juga ganteng, hanya saja Kala curiga kalau mereka adalah pasien rumah sakit jiwa yang melarikan diri, lagipula Kala bisa di usir dari rumah kalau dia naksir kakak tirinya sendiri kan? Kebetulan cowok ganteng yang pertama kali di lihatnya itu Selatan- selain Abang tirinya tentu saja- jadi berhubung Kala jomblo, Selatan juga jomblo, lebih baik mereka pacaran kan? Hehe
Tapi berhubung Kala punya pengalaman minim soal pacaran, dia tidak tahu kalau pacaran cukup ribet juga, seperti kelakuan Selatan sekarang misalnya. Cowok itu memeluk lehernya dengan kedua tangan, dia berdiri di belakang Kala menggiring pacarnya menuju kantin dengan raut wajah datar.
Angel dan Mahendra menyusul dari belakang, sedikit malu karena kedua orang itu tiba-tiba saja jadi pusat perhatian. Lupakan soal Rean, karena cowok itu malas berhubungan dengan Kala, dia langsung melengos pergi setelah pertanyaan itu terlontar.
"Belok kiri oy, kalo lurus itu gudang" Selatan memutar bahu Kala yang ingin lurus, "mesum juga ya lo, mau ke gudang sama gue" sambungnya sambil melirik Kala menggoda.
"Gue kan gak tahu jalan"
"Alasan, setiap hari ke kantin mana bisa lupa" Selatan kembali mengarahkan bahu Kala ke kanan, "salting ya lo?" Lanjutnya lagi mengigit pipi, berusaha tidak salting sendiri.
Kala hanya melirik, tidak mau memperpanjang karena memang dia beneran tidak tahu arah kantin.
Mereka berempat sampai ke kantin, langsung menempati salah satu meja dari sana, Kala dan Angel duduk berhadapan, sedangkan Selatan dan Mahendra berada di samping mereka berdua.
"Mau pesan apa?" Selatan bertanya, tubuhnya menghadap Kala sambil memperhatikan pacarnya yang menatap semua gerobak jajanan yang tersedia.
"Mie ayam? Eh tapi pengen sate gitu juga gak sih? Tapi batagor kayaknya enak.. atau bakso aja ya? Pengin pentilnya sih.."
Selatan melotot, "pentol!" Ujarnya panik sendiri, sedangkan Kala tergelak tawa, merasa ikut kaget atas ke typoan mulutnya. Angel dan Mahendra juga ikut terkekeh geli mendengar ucapan Kala.
"Tunggu disini" Selatan berdiri, menoleh pada Mahen yang masih asik berdua dengan Angel, "Lo ikut" tunjuknya galak.
Sontak saja Mahen menggeleng, "satu orang aja sih yang pesan, nanti minta di anterin aja sama mamangnya, kan lo biasanya juga gitu" sahut Mahen pada Selatan yang sontak berkacak pinggang.
"Oh jadi lo gak mau?"
Mahen nyengir, bergegas bangkit dari duduknya, "iya iya boss, santai aja kali mukanya, bini lo tuh takut"
Selatan menoleh pada Kala yang menatapnya biasa saja, lalu tangannya terulur mengelus rambut cewek itu pelan, "gak usah takut"
"Lah emang dia bini lo?" Mahen tertawa, "yang gue maksud itu kan Ratno noh, lirik-lirik lo daritadi"
Fyi, Ratno itu anaknya penjual mie ayam yang sering ikut ngebantu bapaknya jualan, dia naksir Selatan sejak awal cowok itu membeli mie ayam milik bapaknya disini.
Selatan bergidik, memukul bahu Mahen lalu berlalu dari sana, "Lo yang pesan mie ayam, gue pesan yang lain" ujarnya memerintah Mahen yang langsung mengumpat detik itu juga.
Soalnya cowok kedua yang di taksir Ratno itu adalah dirinya.
_____________________________Kalau saja ada F4 di sekolah ini, maka siswa-siswi di sekolah sudah pasti akan menyebut nama mereka berempat sebagai orangnya. Yang pertama adalah Reano Alfian adalah kandidat utama sebagai pemeran utama dari F4. Bisa di sebut dia sebagai Gu Jun Pyo versi sesudah jamet atau mungkin versi bright Vachirawit versi anak baik. Dia sama gantengnya, sama kayanya karena semua orang tahu seberapa besar kekuasaannya, hanya saja kalau pemeran utama drama boys over flower selalu bodoh, maka Reano Alfian adalah sosok pintar. Dia bukan juara umum paralel, karena itu adalah gelar sahabatnya namun namanya tidak pernah keluar dari ranking sepuluh besar dari seluruh angkatan.
Yah tidak ada yang cacat di penampilan cowok itu, kecuali wajahnya yang datar dengan ucapan tajam. Namun bagi cewek-cewek di sekolah ini, itulah pesona seorang Reano Alfian.
Namun hari ini ada yang berbeda di wajah datar Rean, dia baru memasuki kantin namun pemandangan aneh terasa menusuk matanya.
Kala sedang tertawa bersama Selatan.
Rean tahu jelas bahwa Selatan memang menyukai Kala sejak mereka kelas sepuluh, hanya saja Kala selalu menolak karena dia menyukai Rean, sampai akhirnya membuat Selatan menyerah dan berhenti menyatakan cinta untuk cewek yang selalu berada di dekat Rean itu.
Berada di dekatnya yaa...? Rean menggumam dalam hati, dia ikut duduk saat temannya- Sagara menduduki sebuah bangku untuk mereka berempat.
Yang pertama ada Rean, maka yang kedua adalah Sagara Wilantara, kalau siswi-siswi sih lebih suka menyebutnya pangeran ice dari negeri seberang, kulitnya yang seputih salju juga sikap dinginnya terhadap cewek-cewek membuat dia mendapatkan gelar itu, jangan lupakan juga otaknya yang encer macam Albet Enstein, dia pemegang juara umum paralel di seluruh angkatan selama setiap semester, nilainya nyaris sempurna sama seperti wajahnya.
Rean menoleh pada Sagara yang masih membaca buku walau dia sedang berada di kantin, entah bagaimana fokusnya bisa bekerja, Rean hanya bisa meringis bagaimana Sagara dengan cepat membaca dan kembali membalikkan buku menuju halaman selanjutnya, sejujurnya Rean agak bingung dengan cara kerja otak Sagara, namun sedikit-sedikit dia bisa mengerti, kalau kalian pernah bertemu dengan kembarannya maka mereka berbeda sangat jauh, dia tidak pernah melihat orang se alay itu dan kebodohan nyaris mencapai angkat minus, apa mungkin Sagara mengambil kecerdasan saudaranya saat mereka masih janin??
"Gue pikir Selatan udah nyerah sama Kala??" Tanya Alka sambil menatap ke arah meja Kala. Cewek itu tampak syok karena Selatan memesan semua makanan yang tadi dia sebutkan.
"Dan gue pikir, Kala itu sukanya sama Rean.." Lanjut Bian menyambung ucapan temannya.
Mereka berempat adalah F4 yang sering di bicarakan siswa-siswi, Rean, Sagara, Alka juga Abian.
Rean hanya mendengus, dia berdiri memesan makanan menuju ke gerobak bakso yang tidak banyak antrian, sayangnya dia harus melewati meja Kala yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.
Atau pura-pura tidak menyadari kehadirannya? Rean menyeringai, mana munkin cewek yang kemarin masih mengajaknya pacaran, tiba-tiba sudah jadian dengan orang lain kan?
Selatan menyadari kehadiran Rean, dia melirik Kala, sudah menduga kalau pacarnya ini akan melakukan tindakan yang bisa membuat Rean cemburu, karena kan kata Mahen, Selatan hanya di jadikan pelampiasan.
Dan benar saja, Kala mengangkat sendok, menatap Selatan dengan senyuman cemberut yang begitu lucu menurut Selatan,
"Gue gak bisa ngabisin semuanya, bantuin makan ya? aaaaa..." ujarnya sambil mengarahkan sendok ke depan mulut Selatan yang bungkam
Tiba-tiba saja Rean jadi lebih ingin membeli makanan dari sendok yang di pegang Kala saja daripada sate ayam yang baunya menggugah selera.
__________________________Hahaha, pantengin terusss deh mereka bertigaaa
Btw ada yang kenal Sagara? Wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.M.E
FantasíaHarusnya sih Nirkala terbangun di rumah sakit setelah mengalami kecelakaan maut, dia harusnya terbangun dengan menyedihkan karena tidak ada satu orang pun yang akan datang untuk menjenguk. Namun apa yang terjadi? Dia terbangun di tubuh seorang gadis...