🩵15🩵

6.1K 301 41
                                    

Jalanan ibu kota yang tak pernah luput dari kemacetan membuat Diman dan Daniel dilanda emosi jiwa. Rencana mereka mengikuti pergerakan laptop Diman guna mencari keberadaan Salma berujung sia-sia. Sebab entah mengapa tiba-tiba sistem pelacak laptop itu tak lagi terbaca membuat kedunya bingung harus mencari kemana.

"Lo udah coba lacak lagi Dan?" Tanya Diman pada Daniel

"Udah Dim, udah gue coba lacak terus tapi enggak nyambung, feeling gue sih antara laptop lo mati atau emang sengaja aktivasi lacaknya dimatiin." Tutur Daniel

"Anjing! Salma come on baby, where are you sayang." Ucap Diman sembari memukul setir mobilnya.

"Yaudah terus sekarang kita gimana? Balik kampus? Atau mau lanjut? Tapi kalau lanjut juga mau kemana?" Tanya Daniel

Belum juga Diman menjawab pertanyaan Daniel, ponsel Diman berdering dengan keras, membuatnya langsung meraih ponselnya.

"Salma?" Tanya Daniel

"Paul, ngapain Paul telephone gue? Enggak biasanya tuh anak telephone gue." Ujar Diman yang merasa terheran.

Iya meski menjalin hubungan cukup lama dengan Salma nyatanya Diman tak bisa begitu akrab dengan orang sekeliling Salma dan salah satunya Paul.

"Yaudah angkat aja, si Paul kan akrab tuh sama si Salma siapa tau aja dia bawa info soal Salma." Ujar Daniel

"Iya juga ya, Yaudah deh gue angkat dulu"

Diman pun menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan telephone dari Paul.

"Iya Paul." Ucap Diman

"Dim, sorry gue ganggu, gue mau balikin laptop lo dari Salma."

"Salma sama lo?"

"Enggak sih Dim, ini tadi gue terima laptop lo dari cewek gue, katanya Salma nitip ke dia, makanya gue mau balikin laptop lo, gue cariin lo di kampus kok belum keliatan, makanya gue telephone lo, apa hari ini lo enggak ke kampus Dim?"

"Ke kampus kok, ini masih dijalan, lo tunggu dikantin aja ya, gue enggak lama kok, bentar lagi juga nyampe."

"Okey deh gue tungguin ya Dim."

"Iya Paul."

Diman pun menutup sambungan telephonenya dengan Paul.

"Shitt!!! Lo dengar kan bahkan Salma enggak mau balikin sendiri laptop itu ke gue!" Marah Diman

"Ini udah fix sih Dim, pasti ada sesuatu dilaptop itu, dan Salma lihat itu, makanya dia menghindar dari lo." Ujar Daniel

"Apa yang Salma lihat dilaptop itu? Sampai dia sebegitu enggak maunya ketemu sama gue, jangankan ketemu, telephone dari gue aja enggak satupun yang dia angkat." Omel Diman

"Dari pada lo menerka-nerka, mending kita gas ke kampus ambil laptop lo di Paul." Ujar Daniel

"Okelah."

******
Disaat Diman  masih berkutat dengan pencarian laptopnya dan kegalauan atas menghindar nya Salma darinya lain hal nya dengan Salma yang tampak berdebat dengan Rony.

"Anterin gue ke rumah aja Sal." Pinta Rony

"Enggak! Lo harus ke rumah sakit." Tegas Salma

"Lo tuh bisa enggak sih jangan egois, lo tuh enggak tau keadaan gue Sal." Marah Rony

"Egois lo bilang? Kalau gue egois ngapain gue tolongin lo Rony." Ujar Salma

"Lagian gue enggak mau jadi pembohong ataupun penipu." Tegas Salma yang membuat Rony mengusap wajahnya dengan kasar.

ANANTARA  (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang