"jin, bu minju gila cantik banget gasih." bukan sebuah pertanyaan, pujian yang keluar dari mulut gadis yang bernama ryujin itu mendapat respon dari minjeong, yaitu sebuah anggukan lirih.
"b aja," soalnya di rumah ketemu terus. lanjut yujin dalam hati, tangannya mengaduk sambal di mangkuk baso yang hanya tersisa kuah, "ih jorok anjing, itu kuah kayak lepehan setan, item banget." minjeong menatap yujin sebal. lalu tangannya menarik mangkuk yujin untuk ia jauhkan dari tangan sang empu.
"cantik anjir, lu liat deh, mukanya cantik kayak artis-artis korea, body-nya beuhh gitar spanyol aja kalah, kulitnya putih, kakinya mulus-"
belum selesai ryujin mendeskripsikan kecantikan wanita yang berada beberapa meter dari mereka, yujin dengan cepat menampar sedikit mulut temannya yang kelewat lancar.
"lu diem, gue guyur kuah baso mau?" ancam yujin dengan mata melotot marah. mau bagaimanapun, minju istrinya. orang lain ataupun temannya tidak boleh menatap minju lebih dalam dan mendeskripsikan bagaimana bentuk badan minju. biar itu menjadi tugasnya.
"galak banget najis, siapanya lu sih?" sewot gadis yang berada di sebelahnya.
"iya anjing, pacar bukan doi bukan." sahut minjeong dari meja seberang.
yujin memutuskan untuk berdiri dari sana, melangkah menuju keluar kantin.
minjeong dan ryujin saling menatap, "kenapa temen lu?"
"temen lu juga itu goblok," minjeong memukul pelan lengan ryujin lalu beranjak dari sana; menyusul temannya yang satu.
gadis dengan kemeja sekolah yang kancingnya terbuka itu menyusul minjeong, "goblok, sia ngutang deui?"
"besok juga masih jualan di situ elah, sans aja gasih."
"tai, pantes gue diliatin sinis sama mang agus."
minjeong menghela napasnya, "suka sama lu itu."
"amit-amit tolol."
percakapan keduanya berhenti ketika guru yang tadi mereka bicarakan di kantin sekarang berada dihadapan mereka.
"minjeong, nilai uts kamu di pelajaran bahasa inggris kurang. tolong kamu minta remedial ke guru yang bersangkutan."
"iya bu, nanti aku coba minta untuk tambahan nilai."
minju mengangguk, "omong-omong, yujin tadi ngadu, kamu bilang yang enggak-enggak tentang saya?" minju menunjuk ryujin sekarang.
yang ditunjuk nampak gelagapan.
yujin anjing!
"aku.. enggak bu, jangan percaya dia, hoaks." belanya.
minju nampak memutar bola matanya jengah, "yaudah, saya duluan."
"mari, ibu."
keduanya berpamitan pada minju yang melenggang pergi menuju tangga lantai atas.
"bener-bener anjing temen lu. mulutnya kayak berbi tai."
"udahlah, ke kelas buru."
***
"kenapa? kalau ga ada yang mau diomongin, mending kamu ke kamar, jangan ganggu saya." usir minju pada gadis tinggi kini berdiri tepat di belakang sofa.
"itu.. aku mau minta tolong."
minju menatap istri jangkungnya itu dengan tatapan mengintimidasinya.
"ibu kan deket nih sama-"
"pergi."
"yaah, aku belum selesai ngomong." keluh yujin.
"aku udah bilang kalau cuma ada kita berdua, kamu ga harus manggil aku ibu." tekan minju. tangannya nampak mengibas di depan wajah; menyuruh yujin keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Jinjoo
Randomyujin sebagai anak SMA terpaksa harus tinggal bersama minju yang notabene adalah wali kelas di sekolahnya. "ibu jangan deket-deket saya, nanti temen saya curiga." "jangan panggil saya ibu." warn : fiksi brok gxg 18+ jaga-jaga all cr pict from pinter...