SELAMAT MEMBACA
***"Ngunjuke paringke mriki nggih Pak." (Minumnya taruh disini ya Pak) Bude Sri rewang yang bekerja di rumah Rudi meletakkan segelas wedang jahe di atas meja.
Sedangkan Rudi, laki-laki itu sejak tadi sibuk mengelap motornya yang sedang di panaskan. Meski dengan kondisi tubuh yang kurang sehat dia tetap beraktifitas seperti biasanya.
"Ooo nggih Bude, matursuwun." (Ooo iya Bude, terimakasih) ucap Rudi saat menoleh kepada Bude Sri. Setelahnya Bude Sri kembali masuk kedalam rumah untuk melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Rudi langsung meletakkan lap di tangannya lalu meminum wedang jahe nya.
Sambil memijat kepalanya yang Sejak semalam terasa sakit, bahkan hidung dan tenggorokannya pun terasa gatal. Sepertinya dia akan terserang flu. Bahkan sejak tadi Rudi sudah berkali-kali bersin. Sepertinya efek kehujanan kemarin. Rudi jadi menyesali ucapan sesumbarnya kepada Rumana kemarin. Dia teringat perkataannnya sendiri kalau dia laki-laki kena hujan sedikit juga tidak akan sakit. Tapi nyatanya pagi ini dia terserang flu. Padahal kemarin setelah pulang dia langsung mandi dan berganti pakaian. Tujuannya agar tidak sakit, tapi nyatanya dia tetap saja sakit.
Tin ... tin ...
Rudi langsung menoleh saat melihat sebuah mobil memasuki pekarangan rumahnya. Saat di lihat ternyata Rhandra dan Randhika yang datang. Mereka menyempatkan untuk mampir kerumah Rudi pagi itu sebelum berangkat kerja.
Rhandra dan Radhika turun dari mobil dan berjalan menghampiri Rudi.
"Assalamu'alaikum." Ucap keduanya pada Rudi.
"Waalaikumsalam. Kok tumben jam segini kesini?" Tanya Rudi pada Rhandra dan Radhika. Hal yang tidak biasa di lakukan oleh keduanya apalagi di hari kerja seperti ini.
"Iya Mas, ini mau mengembalikan jas hujan terimakasih ya. Maaf kalau kemarin Ruma merepotkan." Ucap Rhandra sambil menyerahkan jas hujan di tangannya pada Rudi.
"Oalah jas hujan, kok ya buru-buru. Orang saya masih ada yang lain kok," ucap Rudi sambil menerima jas hujan dari tangan Rhandra.
"Ya siapa tau mau di pakai Mas, kan musim hujan." Jawab Rhandra lagi.
"Ayo duduk dulu, minum-minum teh dulu." Rudi mempersilahkan Rhandra dan Radhika untuk duduk dan minum teh namun langsung di tolak dengan sopan oleh keduanya.
"Terimakasih Mas, kami langsung saja. Mau kerja, nanti kesiangan." Ucap Radhika menolak tawaran Rudi.
"Oiya kalau begitu, silahkan."
Sebelum pergi, Radhika menyerahkan satu tablet obat flu titipan bundanya untuk Rudi. Rudi pun menerima obat pemberian Radhika dengan sedikit bingung.
"Ini obat flu titipan dari Bunda," ucap Radhika menjawab kebingungan Rudi.
Rudi langsung tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Dia memang sedang membutuhkan obat itu dan kebetulan ada yang mengantarkannya. Tidak perlu susah-susah pergi ke apotek.
"Terimakasih ya kalau begitu," ucap Rudi pada keduanya.
Setelahnya Rhandra dan Radhika pamit untuk pergi karena harus segera berangkat kerja. Setelah kepergian keduanya, Rudi kembali duduk di tempatnya semua.
Di dalam mobil di mana Rhandra dan Radhika berada, keduanya tengah berbincang membahas kondisi Rudi yang menurut kacamata keduanya sedang tidak sehat.
"Untung bunda bawakan obat flu tadi." Ucap Radhika pada saudara kembarnya yang tengah mengemudi di sebelahnya itu.
"Iya, harusnya setelah minum obat itu flunya mendingan." Sahut Rhandra.
Bagi keduanya yang memang seorang dokter, tidak sulit untuk mendiagnosa kondisi Rudi yang sedang mengalami gejala flu. Dari suara Rudi yang setengah serak, mata dan hidung yang sedikit memerah siapapun akan tau jika kepala desanya itu tidak dalam kondisi prima.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH KE 2 PAK LURAH (TAMAT & PINDAH DREAME/INNOVEL)
Roman d'amourIni kisah dari Rumana, putri kesayangan ayah Rama dan Bunda Rinjani. "Mau ayah nikahkan sama siapa? Sama Ruma? Ruma tidak mau, tidak doyan duda." ___Rumana___ "Kalau saya bukan duda, saya bisa membayar mahar yang tinggi dan juga jika dulu saya tida...