"aku tidak tau apa itu cinta dan bagaimana rasanya dicintai hingga aku bertemu denganmu. You are my moon."
~syaza Alika~Entah kekuatan dari mana Syaza mulai bangun dan berjalan ke arah pintu keluar sepertinya kedua orang tua- tidak dia sudah tidak menganggap mereka orang tuanya yah bukan, mereka sepertinya sudah pergi jadi dia mulai berjalan keluar dan berjalan lunglai ke arah jembatan yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumahnya dan dibawahnya terdapat sungai besar yang sangat dalam dengan arus kencang.
"TUHAN KENAPA? KENAPA?!! APA SALAHKU TUHAN? KAPAN GW BISA DICINTAI TUHAN? KAPAN?!!"dengan teriakan yang begitu keras di sepinya malam sambil memegang pembatas jembatan.
"Kapan gw bisa merasakannya? Apa salahku? Hahahaha cape banget ya, gw udah ga kuat. Maaf Ri maaf banget lo bahagia yah disini maaf kalo gw udah menyerah dengan semua ini gw ga sekuat itu Ri batas kemampuan gw hanya sampai sini. Jangan marah ya Ri maaf banget hehe, mungkin gw bisa bahagia di atas sana, mungkin?" Sambil terduduk dan berbicara dengan lirih dengan tetesan air mata yang tak berhenti.
Syaza mulai berdiri dengan perlahan dan menatap sungai besar dibawahnya dan menatap bulan yang menemaninya, bersinar begitu terang dan selalu indah.
"Terimakasih sudah menerangi ku walau aku hanya bisa mengagumi keindahan mu dari bawah sini terimakasih juga selalu menemaniku ketika aku takut pada saat malam. Kamu tau bulan? Aku selalu menyukai keindahanmu dan hal yang paling aku sukai adalah cahayamu digelapnya kehidupanku MY MOON." Ucapnya dengan senyuman yang sangat tulus untuk pertama kalinya.
perlahan tapi pasti Syaza mulai naik di atas pembatas jembatan dan mulai melompat kebawah sambil mempertahankan senyuman tulusnya menatap bulan yang bersinar dengan sangat indah untuk pertama kalinya selama dia hidup.
"Selamat tinggal segala rasa sakit dan juga Ri teman terbaikku, jangan membenciku." Ucapnya untuk terakhir kalinya.
BYURR
Hingga akhirnya Syaza jatuh ke dalam sungai yang begitu deras dan dalam. Syaza merasa tercekik dan jantungnya seperti ingin meledak hingga perlahan dia menutup matanya dan tenggelam semakin dalam ke bawah tanpa ia sadari cahaya bulan menerangi tubuhnya dengan sangat terang.
Angin bertiup kencang hingga menerbangkan bunga-bunga dandelion yang tumbuh disekitar sungai, pemandangan yang sangat indah dengan bulan yang sangat terang menerangi satu tempat dengan bunga dandelion berterbangan kemana mana menghantarkan kehidupan baru seperti ibaratnya Bunga dandelion.
.
.
.
.
Disuatu kamar sederhana khas jaman pertengahan Eropa terlihat seorang wanita cantik yang sedang membangunkan anaknya yang terlelap."Sayang ayok bangun minum obat, badan kamu masih panas."ucap seorang wanita dengan nada lembut sambil membelai seorang gadis yang sedang terlelap di peraduan nya.
"Ughhh." Perlahan kelopak mata gadis itu terbuka memperlihatkan manik biru tua yang bersinar seperti bintang berkelap-kelip di manik tersebut.
Terlihat gadis itu menatap bingung sekitarnya yang terlihat sangat berbeda, seingatnya dia melompat ke sungai tapi kenapa dia bisa disini. Didepannya terlihat seorang wanita yang cantik dengan balutan gaun khas jaman pertengahan, membuat dia tambah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
FantasyDi kehidupan keduaku aku bertemu dengan dia. Pria itu terlihat seperti bulan dia kesepian diantara beribu bintang, tatapannya yang selalu membuatku merinding dan terpesona di saat yang bersamaan. Tapi, semua orang menyebut dia kejam dan seorang tira...