Epilog : Bunga terakhir

6.2K 249 4
                                    

Dalam setiap bait doa, kamu adalah anugerah terindah dengan sebuah ikatan cinta yang akan selalu menyatukan kita pada keabadian di surga-Nya kelak.”

-Azzam Ali Akhtar Mirza-

°°°

Setiap hati pasti akan selalu tertuju pada satu nama saja, begitu pula setiap masa akan ada yang hilang, tetapi kenangan itu akan tetap ada dan tersimpan rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap hati pasti akan selalu tertuju pada satu nama saja, begitu pula setiap masa akan ada yang hilang, tetapi kenangan itu akan tetap ada dan tersimpan rapi. Di dinginnya sepertiga malam pada sebuah kamar yang luas yang ditempati oleh seorang laki-laki saat ada bersama istrinya itu, tengah khusyuk menunaikan shalat tahajud.

Bersujud, berserah diri, berdzikir dan bermunajat kepada sang maha ilahi Di sujud terakhir, laki-laki yang tak lain adalah Azzam masih betah pada posisi sujud yang di mana seorang hamba yang penuh dosa dan kekurangan ini, berdoa berserah diri kepada Allah. Hingga di menit kemudian, usai salam terakhir, Azzam mengusap wajahnya dengan pelan.

Perasaan tenang, damai, dan sejuk seolah seperti sebuah hal yang selalu Azzam rasakan setiap usai shalat dan salam terakhir. Mengalihkan netranya ke samping pada sosok bayi yang terjaga pada sebuah kasur kecil yang berbentuk bulat dengan tersenyum  hangat. Bayi itu sempat terbangun sebelum Azzam shalat tahajud dan seolah mengerti ingin menemani ayahnya.

Meraih anaknya dengan kedua tangan, Azzam mengecupinya sangat gemas sampai bayi yang berumur 5 bulan itu tertawa. Azzam ikut tertawa dan melihat wajah putranya yang begitu menggemaskan. Berdiri dari sajadahnya, Azzam berjalan pada sebuah rak yang berisi kitab-kitab mau pun mushaf. Meraih satu tangan kanannya pada sebuah mushaf di atas, lalu berjalan lagi pada sebuah laci yang tersimpan botol susu dot bayi di atasnya.

Sesaat kemudian, Azzam kembali di tempatnya tadi dan duduk pada sajadahnya. Mengambil kasur kecil untuk di dekatkan pada dirinya, Azzam meletakkan putranya kembali di kasur kecil tersebut. Membuka tutup botol dot susu, dan memberikan itu pada anaknya. Sekarang anaknya sudah bisa minum susu formula sebagai ganti asi pada bayinya ini. 

Memegang botol susu nya sendiri, Azzam mengulas senyum kecil sambil mengelus kepalanya putranya dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memegang botol susu nya sendiri, Azzam mengulas senyum kecil sambil mengelus kepalanya putranya dengan lembut. Membuka mushaf nya dan mencari sebuah surah Al Kahfi untuk di baca, Azzam menatap dengan senyum yang terpatri pada anaknya yang meminum susu pada botol itu. Hingga pandangannya teralih pada setiap bacaan ayat suci Al-Qur'an pada mushaf nya, Azzam mulai melantunkan dan membacakan surah Al Kahfi dengan suara khas serta makhrojnya.

Takdir Sang Ilahi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang