Mencintai seseorang bukanlah sebuah kejahatan. Namun, cinta akan menjadi sebuah penghinaan bagi orang yang mencintai seseorang yang tak pantas untuknya.
❗Lihat tagar sebelum membaca!
*Semua foto yang ada di dalam cerita dari pinterest
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ִ ࣪𖤐𖤓𐦍 Pagi ini Maisie, Lorcan serta Noah pergi ke kebun untuk menanam beberapa tanaman baru.
Maisie menarik tali kekang Lily agar kuda itu tidak keluar dari jalan setapak yang ia injak, sedangkan kedua anaknya berjalan beriringan tak jauh di depannya.
Sesekali terdengar rengekan Noah yang di susul dengan tawa Lorcan.
Selang beberapa waktu mereka akhirnya sampai di tujuan, Maisie membiarkan Lily untuk makan rerumputan setelah mengikat tali kekangnya di pagar.
"Noah, tolong petik buah apel yang ada di sana itu, dan masukan ke dalam keranjang ini hingga penuh," titah Maisie kepada anak bungsunya.
"Sedangkan yang sudah berjatuhan kau bisa menaruhnya dalam ember, itu jatah Lily." Maisie memberikan sebuah ember kepada Noah.
"Biar aku yang membersihkan kebun ini, Mai. Noah dan aku masih mampu untuk mengerjakan semuanya, jadi kau tidak perlu membantu"
Maisie tersenyum lembut lalu menggeleng pelan.
"Jika tidak mengerjakan apapun Noah akan curiga. Aku akan membantu mengumpulkan apel saja, dan kali ini kau tidak bisa mencegahku"
Belum sempat Lorcan berbicara ibunya sudah pergi lebih dulu menghampiri Noah.
Noah memanjat pohon apel yang tidak terlalu tinggi itu untuk mendapatkan lebih banyak apel. Noah akan menjatuhkan apel itu ke bawah dan Maisie yang mengumpulkannya.
Ember apel milik Lily sudah terisi penuh, sedangkan keranjang yang Noah bawa tadi baru terisi setengah.
"Jika kau terus memakan-nya keranjang ini tidak akan pernah terisi penuh, Noah!"
Maisie menatap tajam Noah yang kini sedang tersenyum sambil mengatakan maaf beberapakali, anak itu melempar sisa apel yang ia makan kesembarang arah.
"Lihat saja apa yang akan Lorcan lakukan padamu saat ia tau bahwa kau tidak mengerjakan tugas dengan benar," ancam Maisie.
Mengancam dengan melibatkan Lorcan selalu berhasil membuat Noah takut.
"Hukum saja aku, Mai! Aku lebih rela memandikan Lily 3 kali berturut-turut daripada di omelin Lorcan." Dengan terburu-buru Noah kembali memetik apel yang bisa ia jangkau lalu menjatuhkannya ke bawah.
"Ibumu itu aku atau Lorcan? Kau takut padanya tetapi tidak denganku, dasar anak nakal!"
Dari kejauhan Lorcan terkekeh melihat ibunya yang tengah mengomeli Noah.
Adik kecilnya itu memang pembuat onar.
Hari semakin siang, Maisie menyuruh Lorcan untuk beristirahat. Lorcan yang sudah kelelehan beranjak dari sana lalu pergi menghampiri Maisie dan Noah yang tengah duduk di bawah pohon apel.
"Tuan Lorcan yang pucat sekarang menjadi lebih matang karena terbakar oleh sinar matahari"
Noah terbahak begitupun dengan Maisie, sedangkan Lorcan hanya mendengus sebal.