Hari Senin memang seperti mimpi buruk bagi kebanyakan orang. Ada yang malas mengikuti upacara pengibaran bendera bagi siswa-siswi yang menduduki bangku sekolah, ada seorang ibu yang pagi harinya sudah berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarganya padahal hari sebelumnya bersantai, ada juga yang tidak siap mengikuti morning meeting bagi budak korporat, seperti Eunji.
Sejak tadi pagi ia sudah dibuat kesal oleh revisi yang diberikan oleh atasannya, dipermalukan di depan para anggota dengan mengkritik setiap progress yang ia lakukan, "Apa kau tidak melakukan research lagi, Eunji? Ini semua masih mentah, belum bisa dikatakan berhasil." Jika mengingat bagaimana atasannya tersebut mengkritik dirinya depan anggota ingin rasanya mencabut kumis tebalnya.
"Kau suka makan siang disini rupanya?"
Belum dirasa suasana hatinya membaik sudah datang satu mood breakernya.
"Mengapa aku terus dipertemukan dengan manusia menyebalkan sepertimu?" Eunji memutar bola matanya dan sedikit menbanting sendok makan yang sedang digenggamnya.
"Itu namanya takdir, kau harus menerimanya. Lagipula aku tampan seperti ini tidak kah kau tertarik?" lelaki itu tersenyum sembari mengangkat aliasnya naik turun.
"Turunkan tingkat kepercayaan dirimu."
Lelaki itu hanya terkekeh, perempuan ini memang sedikit berbeda, pikirnya.
"Ya! Hanwool! pesanannya sudah siap." pekik pelan seorang lelaki lain sembari menepuk pundak si Tuan menyebalkan.
"Aku suka makan di taman kantor bersama teman-teman, jadi aku pamit dulu, sampai jumpa lagi Nona manis." Tuan menyebalkan berujar dengan mengerlingkan sebelah matanya dan berlalu bersama temannya.
"Hanwool rupanya." gumam Eunji sedikit berpikir seperti tidak asing dengan namanya.
Sudah dirasa cukup akan asupan energinya, Eunji hendak kembali ke kantor tempatnya bekerja yang tidak jauh dari tempat makan tersebut.
Apa hal paling bahagia bagi budak korporat? Ya, tentu saja pulang tepat waktu. Atasannya yang berkumis tebal itu rupanya sedang senang hati, maka berbaik memulangkan karyawannya tepat waktu. "Aku tetap ingin mencabut kumisnya walau dia sudah baik hari ini," pikir Eunji.
Sebelum pulang, ia mampir terlebih dahulu ke toko pastry langganannya untuk camilan di apartemennya.
"Eh, anak cantik."
"Ibu, rasanya hari ini aku ingin menenggelamkan bumi." keluhnya dengan tampang frustasi dan berdiri depan etalase.
Perempuan paruh baya tersebut terkekeh pelan sembari merapikan kue pastry ke dalam etalase dan berujar, "Hari yang tidak sesuai ekspektasi memang selalu ada, kamu hanya perlu melewati dan melupakannya kemudian."
"Ibu, terimakasih ya." Eunji tersenyum tulus. Ibu pemilik toko pastry yang ia kenal sejak kepindahannya ke Hannam untuk bekerja sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Tak jarang, Eunji berlama-lama di tokonya dan pernah juga sesekali mengikuti perempuan paruh baya yang disebut ibu itu untuk membuat kue.
"Matcha, pedas, pastry, lalu apalagi yang kau suka?"
Demi apapun, Eunji ingin mengamuk. Kenapa lelaki menyebalkan itu selalu ada dimana-mana? Sebelum pertemuan mereka di supermarket Sabtu malam minggu lalu rasanya tidak pernah bertemu sesering ini di wilayah Eunji berada?
"Suasana hatiku sudah buruk sejak pagi, aku tidak ada tenaga untuk memakimu."
"Naiklah ke mobil ku, aku antar dengan selamat sampai apartemen mu."
Hanya suara musik yang terdengar dalam mobil, Hanwool fokus menyetir sembari sesekali melirik ke samping memastikan Eunji. Perempuan itu hanya menatap ke luar jendela. "Perempuan galak ini benar sedang dalam suasana hati tidak baik." pikir Hanwool, dengan itu ia membiarkan Eunji menikmati waktunya.
"Terimakasih Hanwool."
"Wah! Nona manis kau sudah mengetahui namaku. Mulai tertarik denganku, huh?"
"Kau pikir telingaku tidak berfungsi saat temanmu memanggil?" Eunji benar-benar sudah habis kesabaran menghadapi Hanwool si Tuan menyebalkan.
"Baiklah Nona manis, tanpa rencana pertemuan pun kita sering bertemu ya. Apa kau tidak menyadari takdir yang begitu mudah untuk aku selalu mengganggumu?" Hanwool berbicara dengan senyuman jahil yang tidak pernah luntur untuk selalu menggoda Eunji.
"Pulanglah, aku sudah muak melihatmu seharian ini."
Hanwool hanya terkekeh, ingin membekap mulut pedas si Nona manis tersebut.
"Sampai jumpa lagi!"
=====================
Hai! feel free to kritik dan saran. Aku akan sangat senang dan berterimakasih jika kalian menekan vote bahkan memberikan komentar! Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan untuk mendapat notif kelanjutannya.
Terimakasih.
With love, kay.
KAMU SEDANG MEMBACA
a long time ago
RomanceSorry, if you found a typo. Back to writing after a long hiatus huft. Ready? Enjoy your reading!