⏳ 07 | Miss you

966 100 9
                                    

Irama musik mengalun lembut, senandung pelan mengiringi bait demi bait lagu yang terputar dari earphone yang bersingah nyaman dikedua telinga. Kepalanya bergerak mengikuti irama dengan tangan yang sibuk menata helaian pakaian kedalam lemari.

Rasanya perkerjaan akan selesai lebih cepat jika ditemani oleh melodi-melodi indah itu. Sedetik, aktivitasnya terhenti ketika merasakan tangan besar melingkari pinggang ramping nya. Zayyan menutup pintu lemari, menatap lurus pantulan kaca yang menampilkan tubuh kecilnya dipeluk dari belakang.

Lengan atasnya mendorong dada bidang sosok tinggi itu menjauh tetapi yang didorong tak bergerak sedikitpun. "Kau basah Sing."

Zayyan menarik lengan Sing yang melingkar sempurna ditubuhnya. Bukan semakin melonggar, pelukan itu justru terasa semakin erat.

Baiklah, dia menyerah. Zayyan kembali memindahkan atensinya pada cermin didepan sana. Mengamati dengan seksama sosok mereka yang terekam dalam kaca.

"Wae?" Zayyan menoleh kesamping membuat pipinya mengenai surai halus pemuda yang tengah menelusupkan wajah pada ceruk lehernya. Harum shampoo menyerbak memasuki Indra penciuman.

Suasana lenggang. "Kalau tidak ada yang ingin kau katakan sebaiknya menyingkir sekarang, kaos ku jadi basah karena mu."

Dengan dorongan sekuat tenaga, Zayyan melonggarkan pelukan Sing kemudian berbalik menghadap pemuda yang masih setia menyembunyikan wajah tampannya. Zayyan mulai jenuh, kaki nya pegal karena berdiri terlalu lama.

"Sing..." Panggil Zayyan lembut.

Hela nafas keluar dari bilah bibir Sing, kepalanya terangkat perlahan. "Kau sakit?" Tanya Zayyan cemas, menangkup kedua sisi wajah Sing dengan tangannya.

"Aku merindukanmu."

Sing menarik tubuh Zayyan mendekat, siap untuk memeluk lagi tapi Zayyan segera menahan. Meraih handuk yang menggantung dileher Sing, mengusak lembut surai basah yang masih meneteskan air. Dirasa sudah sedikit mengering, Zayyan tersenyum.

Menarik kedua sisi handuk yang mengalung dileher Sing, menariknya mendekat hingga wajahnya tepat berada didepan wajah pemuda yang lebih tinggi. Sing merunduk mengikuti arah tarikan Zayyan.

Dengan jarak sedekat itu, mereka bahkan bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain. Zayyan menatap tepat dimata Sing yang menatapnya dalam. Mereka bersitatap sampai telapak tangan hangat menyentuh pipi kanan Sing, Zayyan menariknya lagi, menyatukan kening mereka.

"Aku disini."

Tatapan Sing menghangat begitupula hatinya. Ya, itulah kata yang ingin dia dengar sejak tadi. Pemuda itu ikut terpejam, menikmati kehangatan dalam keheningan saat ini.

"Aku rindu..." Ujar Sing, suara nya terdengar serak.

Zayyan membuka matanya. Tidak menyangkal, dia juga rindu.

5 hari ini mereka memang jarang sekali berinteraksi. Terakhir kali saat makan siang bersama Hyunsik dan Gyumin. Setelah Sing kembali membawa ayam untuk mengantikan ramyeon pedas yang dia makan, Sing dipanggil oleh manager untuk mewakili meeting antar calon leader bersama Hyunsik.

Sing tidak pulang hari itu dan paginya ketika dia kembali Zayyan sudah tidak ada didorm. Sing berkeliling mencarinya sampai pesan masuk dari Zayyan menghentikan aksinya.

Memories [ Zalesing ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang