31. Setelah Kejadian

85 15 0
                                    

Haloo, aku update lagi nih sesuai janji hehe. Ini update ke dua, ya🤗

Mohon bantu koreksi typo, dll ya gaess😉

Selamat membaca, semoga suka💐

"Gimana keadaan temen saya Dok?" tanya Gara saat seorang dokter paruh baya keluar dari ruangan tempat Naka dirawat saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana keadaan temen saya Dok?" tanya Gara saat seorang dokter paruh baya keluar dari ruangan tempat Naka dirawat saat ini.

Dokter itu tersenyum simpul sambil mengalungkan stetoskop di lehernya.

"Temen kalian baik-baik saja. Walau dia sempat batuk darah beberapa kali tapi itu bukan sesuatu yang serius. Kalian tenang saja, keadaan dia sudah jauh lebih baik. Hanya saja masih belum siuman, mungkin dalam beberapa jam ke depan dia akan sadar," jelas Dokter itu dengan tenang.

Gara dan Zian akhirnya bisa bernapas lega. Selama di perjalanan menuju rumah sakit, Naka juga sempat batuk darah hingga cairan merah kental itu mengotori kemejanya.

Kedua laki-laki itu seakan berpacu dengan waktu. Gara yang mengendarai mobil pun sudah seperti seorang pembalap profesional yang menguasai jalanan. Sementara Zian dibuat was-was dan gusar dengan Gara yang memacu mobilnya sangat cepat. Termasuk keadaan Naka yang semakin lemah.

"Beneran Dok? Temen saya gak papa, 'kan? Gak ada yang serius sama lukanya?" sahut Zian bertanya.

Dokter itu menggeleng kecil sambil tersenyum. "Tidak perlu khawatir, tidak ada luka serius di luar dan di dalam tubuhnya. Dia hanya kehilangan kesadaran karena mendapatkan pukulan yang cukup kuat. Selain itu semua baik kok," ujar Dokter tersebut meyakinkan.

"Saya tinggal dulu ya, kalau teman kalian sudah sadar segera panggil saya," ucap Dokter itu sebelum melenggang pergi meninggalkan dua laki-laki dewasa yang masih setia berdiri di depan pintu ruangan Anggrek nomor 6.

Pundak Zian seketika melemas, ia sangat lega setelah sedari tadi merasakan kecemasan akan kondisi Naka yang mengenaskan.

Gara membuka pintu ruangan serba putih itu dengan pelan, keduanya lantas berjalan masuk. Mata mereka langsung tertuju pada seorang laki-laki yang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Bersama selang oksigen dan infus yang menempel di punggung tangan Naka. Luka lebam di wajah Naka juga semakin membiru.

Gara dan Zian saling melirik beberapa detik sebelum akhirnya Zian memutus kontak mata dan memilih untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Lo kenapa bisa jadi kayak gini sih, Nak," gumam Gara. Namun, Zian masih dapat mendengarnya.

"Ini ada masalah apa sih, Zi?" Gara bertanya pada Zian yang memandangnya. Zian tak menjawab, ia malah bangkit dan mengambil kotak obat di laci meja sebelah ranjang Naka.

"Zi, lo pasti tau sesuatu kenapa Naka dihajar sama bajingan itu?" tanya Gara lagi.

Zian hanya menghela napasnya dan kembali duduk. Ia menuangkan alkohol ke kapas lalu mengobati lukanya sendiri. Suara ringisan keluar dari bibir Zian yang bonyok saat alkohol itu menyentuh permukaan kulitnya.

Burung Kertas untuk NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang