"c-ciuman? kita?" minju bertanya ragu sambil menunjuk yujin dan dirinya. ide yujin bodoh, sama seperti orangnya.
"iya, just pretend kalo kita lagi ciuman. kamu pegang rambut aku disini, tangan satunya di pundak aku." yujin mengambil masing-masing tangan minju, lalu ia letakkan di tempat yang ia maksud.
"jelas-jelas tadi ada rambut.."
yujin dengan cepat memagut bibir minju sensual, "tutup mata kamu, buat ekspresi wajah seakan kamu enjoy sama ciuman kita."
rada hodob tapi minju mengikuti arahan gadis tersebut. ia meremas rambut belakang yujin; mengikuti pagutan yujin yang ia rasa memang enak..
tubuhnya dihimpit sempurna diantara tembok, yujin menghimpitnya hingga tiada jarak diantara mereka.
tanpa sadar minju melenguh, sepasang tangannya refleks mengalung pada leher yujin, kepalanya miring bersamaan dengan yujin yang juga memiringkan kepalanya guna menikmati ciuman pura-pura mereka.
hingga mereka mendengar pekikan berbarengan yang tak jauh dari mereka, lalu melepas pagutannya. baik yujin maupun minju berpura-pura terkejut, minju mendorong yujin keras hingga yujin terjatuh di atas trotoar parkiran.
"aduh!" yujin mengelus bokongnya dengan raut muka menahan sakit.
ini bukan lagi pura-pura, ciuman, adegan jatuh itu sungguh mereka rasakan.
"minju? ngapain disini?" karina dengan raut terkejutnya melihat rekan satu kerjanya tengah berbuat hal mesum itu langsung menodongnya dengan pertanyaan.
"g-gue.. gue mau anter yujin pulang." gugupnya sambil menunjuk gadis yang masih mengelus bokongnya.
"alesan lu jelek, kayak nilai inggris minjeong. sana masuk, lu ngajar di kelas mereka kan pagi ini?" kalimat karina membuat minjeong menggaruk pipinya.
minju mengangguk, lalu berjalan cepat meninggalkan mereka bertiga.
"jin, anggep gua ga liat ajalah. kasian gua sama lu, udah jatoh, ditinggal." minjeong meninggalkan yujin sendiri, ia menarik karina di genggamannya.
"gila, minjeong anjing. padahal gara-gara dia gua begini bangke." yujin meringis. dia beranjak perlahan dari sana, langkahnya pelan namun pasti menuju kelasnya.
setelah hampir 3 menit, yujin tiba di kelasnya. ia melihat minju yang tengah menjelaskan materi sejarah. sejenak atensi kelas menuju ke arah pintu; menatap yujin mengetuk.
"kamu telat 10 menit, duduk, nanti saya kasih kamu soal tambahan sebagai hukuman."
yujin meminta maaf, lalu melangkah ke tempat duduknya secara perlahan. minju yang diam-diam melihat itu hanya meringis pelan tanpa bisa membantunya.
hingga bel berbunyi yang menandakan jam mengajar minju berakhir, guru dengan wajah jelita tersebut berpamitan pada kelas, melangkah keluar.
"anjing lu." yujin memukul kepala belakang minjeong, yang kemudian ditanggapi dengan gadis tersebut tak kalah sewot.
"apasih anjing, gua yang harusnya marah tai."
"lu mau gelut, ayo." yujin bersiap berdiri.
"aelah bray, lu kira gua gatau lu ngintilin gua di parkiran." ucap minjeong sambil bersandar di kursi lalu menaikkan kedua kakinya ke atas meja.
yujin tersendat ketika ingin meneriaki lagi temannya itu.
***
"masih sakit?" minju bertanya, ia khawatir dengan keadaan yujin yang berjalan secara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Jinjoo
Randomyujin sebagai anak SMA terpaksa harus tinggal bersama minju yang notabene adalah wali kelas di sekolahnya. "ibu jangan deket-deket saya, nanti temen saya curiga." "jangan panggil saya ibu." warn : fiksi brok gxg 18+ jaga-jaga all cr pict from pinter...