Sesampainya di rumah xiaozhan langsung masuk ke rumah kecilnya dengan big baby yang menjadi ekornya.
Sebenarnya dia sangat lelah, dan ingin istirahat, akan tetapi ia urungkan niatnya untuk istirahat karna hari ini ia masih harus mengunjungi satu tempat.
Setelah berpikir sejenak ia pun berjalan ke dapur dan memakai apron bersiap untuk memasak tapi saat ia akan mengikat tali di pinggangnya xiaozhan sedikit terkejut karena ada yang mengait di ujung kemejanya, ia pun lantas berbalik.
Tapi orang yang menarik bajunya ikut mengikuti punggung tegap itu kemanapun ia bergerak layaknya ekor sungguhan.
Dan jadilah xiaozhan berputar-putar 7 keliling sampai pusing karena yang mengait di bajunya tak kunjung menampakkan dirinya.
Xiaozhan mendongakkan kepalanya keatas saat merasakan kepalanya berputar seperti pusaran.
Pening itu lah yang ia rasakan.
"Hei bocah,,, apa yang sedang kau lakukan?" Tanyanya saat rasa pening telah mengudara.
Namun orang yang di panggil tak menghiraukan panggilan itu dan masih setia mengekor di belakang dengan tangan yang masih menggantung di kaus tipisnya.
Xiaozhan kembali berbalik untuk memastikan jika bocah itu baik-baik saja, tapi hal serupa terjadi lagi dimana bocah itu masih saja jadi ekor hidupnya.
Xiaozhan jadi pusing sendiri, kenapa bocah ini terus berada di belakangnya, apa dia takut?
Mau tak mau pria jangkung itu pun mencekal tangan yang masih mengait di bajunya di belakang setelahnya ia pun berbalik, dan saat bocah itu akan kembali mengikuti punggungnya, xiaozhan bisa mencegahnya dan mempertahankan pemuda itu tetap di tempatnya.
"Hei apa kau ekor ku?" Tanya xiaozhan dengan sabar.
Yibo hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Apa kau takut?"
Yibo mengangguk kecil dengan kepala yang tertunduk.
"Takut? Kenapa? Apa ada yang menggangu mu? Disini tidak ada siapa-siapa, kenapa kau takut?"
Yibo terdiam dan menunduk semakin dalam saat ia mendapatkan pertanyaan beruntun dari pria dewasa di depannya.
Xiaozhan menghela nafas, untung stok kesabarannya masih banyak. Jadi ia masih bisa mengontrol emosinya dengan baik.
"Bocah siapa namamu?" Tanyanya.
"Yibo. Wang yibo" cicitnya, yang masih bisa di dengar oleh xiaozhan.
"Berapa umurmu?"
"22 tahun sebentar lagi 23 tahun" jawabnya masih dengan menunduk, seperti bocah yang di marahi oleh orang tuanya.
Meski xiaozhan bertanya dengan baik-baik tak ada kemarahan ataupun kekesalan dalam nada bicaranya. Yibo masih saja tak berani menghadapi gegenya itu.
Gege?
Sejak kapan yibo punya gege?
Tentu sejak hari ini, saat orang yang menolongnya ini mengakui dirinya sebagai adiknya.
"Hei saat ada orang yang mengajak mu bicara maka lihat orangnya, apa lantainya lebih menarik tibang yang mengajak mu bicara" ucapnya lembut. Perlahan ia mengulurkan tangannya, dan menarik dagu bocah itu agar mau menatapnya.
Dilihatnya bocah tampak menggemaskan, pipi mengembung, bibir berisinya maju beberapa centi kedepan tak lupa puppy eyes nya.
Xiaozhan sungguh tak tahan jika tidak mengunyel-unyel pipi cabby itu karna gemas.